kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asumsi rupiah tak pengaruhi defisit anggaran


Jumat, 30 Januari 2015 / 06:51 WIB
Asumsi rupiah tak pengaruhi defisit anggaran
ILUSTRASI. Jerman Akan Memiliki Armada Helikopter Terbesar ke-2 di NATO Pasca Pembelian Chinook


Reporter: Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat menyepakati asumsi nilai tukar rupiah Rp 12.500 per dollar Amerika serikat (AS). Nilai ini melemah Rp 300 dari posisi sebelumnya Rp 12.200 dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015.

Pemerintah optimistis, perubahan asumsi nilai tukar rupiah tidak mengubah asumsi defisit anggaran di RAPBN-P 2015 yang dipatok Rp 225,92 triliun atau 1,9% dari produk domestik bruto (PDB). "Perubahan asumsi rupiah itu tidak akan berdampak langsung terhadap perbaikan surplus atau defisit anggaran," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/1).

Bambang bilang, penurunan asumsi rupiah bisa mendongkrak Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pemerintah memperkirakan, tiap pelemahan rupiah Rp 100, maka akan menambah PNBP Rp 2 triliun. Jadi, ketika ada depresiasi hingga Rp 300, ada tambahan PNBP Rp 6 triliun.

Dalam RAPBN-P 2015, PNBP ditargetkan sebesar Rp 281,1 triliun. Untuk PNBP migas ditargetkan Rp 95,6 triliun. Tapi, pada saat yang bersamaan, terjadi koreksi harga minyak dunia yang berpotensi mengurangi PNBP sektor migas. Karena itu, target PNBP di RAPBN-P 2015 turun sebesar Rp 129,3 triliun dari APBN 2015 menjadi Rp 281,1 triliun.

Namun, kata Bambang, pemerintah masih menunggu asumsi lainnya yang bisa memengaruhi anggaran, yaitu lifting migas. Pembahasan lifting migas akan dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Komisi VII DPR.

Sebelumnya, Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan, nilai tukar rupiah yang dipatok Rp 12.500 merupakan asumsi realistis dan sesuai proyeksi BI Rp 12.200-Rp 12.800. Rata-rata nilai tukar rupiah dari awal Januari hingga 22 Januari mencapai Rp 12.610. Sebab, pada tahun ini, ekonomi Indonesia akan terhambat kinerja ekspor. Harga komoditi utama ekspor Indonesia diproyeksi turun hingga sebesar 12%.

Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai, pada tahun ini, nilai tukar rupiah masih akan bergerak di level Rp 12.900 per dollar AS. Meski demikian, Destry melihat asumsi rupiah Rp 12.500 dalam RAPBN-P 2015 sudah sesuai fundamental yang ada. Ini jika melihat perkembangan ekonomi di eropa dan AS.

Menurut Destry, asumsi nilai tukar rupiah tersebut sudah mencerminkan target pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai oleh pemerintah pada tahun ini. Tahun ini, pemerintah dan DPR sepakat memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×