Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif Covid-19 masih terus bertambah. Pemerintah pun menginstruksikan kepada rumah sakit (RS) untuk mengantisipasi lonjakan kasus dengan penambahan tempat tidur.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Ichsan Hanafi menyampaikan, penambahan kapasitas ruang isoalasi atau ICU dapat terhambat jika cash flow keuangan RS mengalami kendala.
Sebab, penambahan ruangan isolasi dan ICU tentu membutuhkan instrumen lainnya seperti alat kesehatan, infrastruktur dan sumberdaya manusia (SDM).
"Kendala kami adalah kalau menambah tempat tidur ini tentunya butuh dana, butuh membuat infrastruktur, butuh alat kesehatan, butuh SDM-nya. Nah ini kan artinya kami berharap kendala ini bisa teratasi di rumah sakit dan untuk teratasinya ya pembayaran klaim bisa dipercepat," kata Ichsan saat dihubungi Kontan.co.id pada Rabu (27/1).
Baca Juga: Kasus corona tembus 1 juta, Jokowi minta karantina wilayah sampai RT/RW
Saat ini, Ichsan menyebutkan, RS terus berusaha menambah kapasitas tempat tidur untuk melayani pasien Covid-19. Ia juga mengimbau agar RS swasta dapat segera merealisasikan percepatan penambahan tempat tidur seperti yang diharapkan pemerintah.
Ichsan mengakui, masih ada klaim-klaim yang diajukan oleh RS rujukan Covid-19 yang belum terbayarkan. Namun jumlah pasti berapa besar klaim yang belum terbayarkan Ichsan belum dapat menyampaikan data pastinya.
"Kenyataannya dari bulan Oktober sampai sekarang masih banyak yang belum dibayar," kata Ichsan.
Namun, Ichsan menyebut, dari informasi yang didapatkan, Kementerian Kesehatan akan mempercepat proses pembayaran klaim. Keterlambatan pembayaran klaim atas layanan Covid-19 membuat penundaan pembayaran honor tenaga kesehatan yang bertugas di RS dan juga penundaan penambahan tempat tidur.
Selanjutnya: Kemenkes segera penuhi pembayaran klaim RS yang layani pasien Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News