Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Proses pemberesan boedel pailit PT Metro Batavia (Batavia Air) mulai berjalan. Aset-aset maskapai penerbangan ini mulai dilelang.
Setidaknya ada tiga Bank yakni Bank Muamalat, Bank Capital, dan Bak Harda yang melakukan lelang secara sukarela atas harta pailit Batavia Air. "Proses lelang sudah berjalan terhitung mulai Kamis (16/5) kemarin," kata kurator Turman M Panggabean, Minggu (19/5).
Bank Muamalat melakukan lelang terhadap boedel pailit berupa tanah dan bangunan di Pontianak, Jakarta dan Tangerang, 11 mesin pesawat dan tiga flight simulator. Bank Capital melelang berupa properti di Jakrat dan tangerang beserta tiga unit bus. Sementara itu, Bank Capital menyerahkan sepenuhnya proses lelang dilakukan oleh kurator.
Turman mengaku sampai saat ini pihaknya mengaku belum mengetahui secara persis proses lelang tersebut. Pasalnya laporan perihal lelang ini bakal disampaikan pada 21 Mei mendatang.
Meski demikian, berdasarkan informasi proses lelang yang dilakukan, bank Muamalat telah berhasil melelang 7 boedel pailit dengan nilai mencapai Rp 60 miliar.
"Kami kawal sepenuhnya sebagai apresiasi pada Bank Muamalat yang melepas dua boedel pailit berupa spare part dan 8 bodi pesawat untuk karyawan," kata kuasa hukum eks karyawan Batavia Air, Odie Hudiyanto.
Untuk lelang yang dijalankan bank Capital yang berlangsung pada Jumat (17/5) kemarin, nilai lelangnya mencapai Rp 8,5 miliar. Padahal, nilai limit aset tersebut Rp 13,6 miliar. "Ini rugi dan pembelinya belum tentu terima utuh karena barang tersebut dalam penguasaan karyawan," katanya.
Odie mengungkapkan Bank Capital tidak kooperatif seperti halnya dilakukan Bank Muamalat. Bank Capital tidak menjalin komunikasi dengan karyawan terkait lelang ini. "Bank Capital hanya memikirkan dirinya sendiri dimana lelang itu sebatas melunasi tagihannya saja," katanya.
Lebih lanjut, eks karyawan melakukan langkah-langkah dengan mengamankan aset yang dilelang. Selain itu, eks karyawan juga berencana melakukan upaya hukum gugatan perlawanan ke Pengadilan Niaga bahwa lelang yang dilakukan Bank Capital tidak sah. "Lelang tidak dilakukan dengan benar tanpa ada appresial," paparnya.
Sementara itu, lelang boedel pailit oleh Bank Harda belum dijalankan dan nantinya sepenuhnya dilakukan kurator. Total nilai boedel pailitnya mencapai Rp10 miliar.
Odie menuturkan pihaknya akan terus mengawal pemberesan boedel pailit Batavia Air. Yang terpenting untuk menjamin pembayaran tagihan terhadap eks karyawan.
Rencananya, Senin (20/5) pihaknya, kurator, dan Hakim Pengawas Nawawi Pomolango menggelar pertemuan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Pertemuan ini membahas pengaduan eks karyawan yang menilai kurator tidak transparan perihal boedel pailit.
Sebagai informasi, total tagihan Batavia Air mencapai Rp 1,2 triliun. Rinciannya, tagihan kreditur konkuren Rp 782,6 miliar, kreditur separatis Rp 244,2 miliar, kreditur preferen pajak Rp 48,09 miliar, dan kreditur preferen karyawan Rp 151,6 miliar. Sementara itu, perkiraan aset Batavia Air hanya mencapai Rp 500 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News