kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

ASEAN sepakat bangun Peacekeeping Center terbesar di Sentul


Jumat, 20 Mei 2011 / 15:03 WIB
ASEAN sepakat bangun Peacekeeping Center terbesar di Sentul
ILUSTRASI. Hujan meteor Perseid 2020 bakal mencapai puncaknya pada 11-12 Agustus


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, negara-negara komunitas ASEAN menyepakati untuk membangun peacekeeping center terbesar di Sentul, Jawa Barat.

"Ini merupakan salah satu kesepakatan dari hasil pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN atau 5th ASEAN Defence Minister Meeting (ADMM) 18 sampai 19 Mei lalu," katanya di Istana Kepresidenan, Jumat (20/5).

Purnomo menjelaskan, saat ini sudah ada lima peacekeeping center di ASEAN. Yakni di Thaliland, Malaysia, Indonesia, Laos, dan Filipina. Nah, untuk peacekeeping center Indonesia tepatnya di Sentul akan dibuat lebih besar lagi. Dengan demikian, dimungkinkan negara-negara ASEAN untuk dapat ikut menggunakan fasilitas tersebut.

Selain menyepakati membangun peacekeeping center di Sentul, negara ASEAN juga sepakat untuk membuat program tiga tahun ke depan, yakni mengejar target ASEAN Community di 2015. "Roadmap-nya 2011 sampai 2013 seperti apa, sudah kita buat. Kita established dalam rangka menuju ASEAN community 2015," katanya.

Kemudian, ada pula kesepakatan perihal defense industry cooperation, yang ditujukan untuk memaksimalkan potensi ASEAN dalam pembangunan industri pertahanannya. Purmono mengungkapkan, setiap tahunnya, bujet sekitar US$ 25 miliar dikeluarkan untuk pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang merupakan pabrikan negara-negara di luar komunitas ASEAN.

"Prinsip kita sekarang, bagaimana tiap tahun US$ 25 miliar bisa dimanfaatkan untuk industri pertahanan ASEAN. Kalau ini bisa, hasilnya akan luar biasa sekali," katanya.

Meski demikian, Purnomo mengakui, tiap negara anggota ASEAN memiliki tingkat industri pertahanan yang berbeda-beda. Untuk itu nantinya akan dilakukan tukar menukar pengetahuan dalam membangun industri pertahanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×