Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SEMARANG. Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, unggul dan maju untuk menjawab tantangan pemenuhan energi di masa depan.
Keberadaan SDM juga harus dilihat sebagai aset (human capital) dibandingkan sekadar sumber daya (human resource). Peningkatan value SDM Indonesia akan menjadi salah satu kunci utama bagi Indonesia untuk terlibat dalam Perubahan dunia.
Baca Juga: Banyak insentif di sektor otomotif, Menperin: Ini sangat menguntungkan
Wakil Menteri Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Kabinet Kerja 2014-2019, Arcandra Tahar menjelaskan, terdapat perbedaan mendasar antara konsep human resource dan human capital. Dalam konsep human resource, manusia hanya ditempatkan layaknya peralatan yang diutilisasi hingga habis.
“Sebagai capital/asset, manusia harus terus didorong dan dipupuk untuk tumbuh dengan tujuan meningkatkan nilainya setinggi mungkin. Inilah langkah strategis yang dibutuhkan dan harus dilakukan kita bersama di Indonesia,” kata Arcandra saat memberikan kuliah umum di Sekolah Pasca Sarjana Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang, Kamis (28/11).
Arcandra lantas mencontohkan salah satu program penguatan SDM di kementerian ESDM yaitu magang kerja di instansi badan usaha baik negeri, swasta nasional dan asing yang menjadi mitra kementerian. Program ini dilakukan terhadap pegawai ESDM new hire, eselon III dan IV sejak tahun 2018 dan 2019.
Baca Juga: Kemenperin sindir produsen motor yang masih impor
Melalui program ini, setiap pegawai di kementerian ESDM di dorong untuk mampu meningkatkan kemampuan mengatur atau membuat regulasi dari sisi praktis dan mendapatkan misi untuk mengetahui dengan baik bagaimana bisnis proses di lapangan.
Satu hal yang paling lama dipelajari dalam sistem manajemen modern saat ini adalah "empati", sementara empati ini sangat penting untuk dimiliki setiap pejabat pemerintah.
"Dengan datang langsung ke tempat badan usaha dan melihat bisnis prosesnya diharapkan akan lahir empati yang bisa membawa perubahan kebijakan dan birokrasi ke arah yang lebih baik. Jika sudah berempati, tentunya jangan ada lagi yang mempersulit ijin-ijin, karena pejabat itu tahu dampaknya jika ijin tidak keluar bagi pelaku usaha," ujarnya.
Menurut Arcandra, Indonesia saat ini memerlukan human capital yang kompeten dan terpercaya. Kompeten berarti mampu menunjukkan karakter, kemampuan serta peningkatan efisiensi dan performa kerja. Adapun terpercaya berarti setia terhadap misi, visi, nilai serta memiliki integritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News