kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

April, realisasi penerimaan Bea Cukai turun 0,68%


Rabu, 03 Mei 2017 / 17:30 WIB
April, realisasi penerimaan Bea Cukai turun 0,68%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 28 April 2017 mencapai Rp 29,4 triliun atau 15,37% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Capaian tersebut masih turun 0,68% dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 29,6 triliun.

Namun, penurunan ini jauh lebih baik dibandingkan realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 31 Maret 2017 yang turun 7,25% year on year (YoY).

Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kemkeu Heru Pambudi mengatakan, capaian tersebut lebih baik dibandingkan realisasi penerimaan hingga akhir Januari dan akhir Februari lalu yang turun sangat drastis karena Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 20/PMK.04/2015 tentang pelunasan cukai kenaikan tarif cukai rokok yang naik rata-rata 10% di awal tahun ini.

Namun menurutnya, realisasi penerimaan cukai mulai membaik di Maret dan April. "Kami harapkan dari sekarang ini ke depan penerimaannya sudah mulai bisa stabil dan bahkan kami harapkan bisa menutup penurunan di Januari dan Februari itu," kata Heru di Kantor Kemkeu, Rabu (3/5).

Secara terperinci, sumber utama penerimaan tersebut berasal dari cukai sebesar Rp 17,9 triliun turun tipis sebesar 2,71% YoY. Jumlah tersebut terdiri dari cukai hasil tembakau Rp 16,4 triliun yang turun tipis 2,38% YoY, cukai makanan dan minuman yang mengandung alkohol Rp 1,4 triliun dan cukai etil alkohol sekitar Rp 100 miliar.

Sementara itu, realisasi penerimaan bea masuk tercatat Rp 10,2 triliun, turun tipis 2,86% YoY dan realisasi penerimaan bea keluar tercatat Rp 1,2 triliun, naik 67,6% YoY.

Heru bilang, kenaikan pada penerimaan bea keluar selain karena naiknya harga komoditas juga karena PT Freeport Indonesia yang telah melakukan kegiatan ekspor sejak 25 April lalu. Walaupun di sisi lain pemerintah tidak mendapat pemasukan dari CPO lantaran harganya yang kembali turun di bawah US$ 750 metrik per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×