Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Dampak gejolak ekonomi global yang melanda saat ini mulai mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Salah satunya mulai menciutnya nilai kontrak perdagangan.
"Kita lihat sehari-hari komoditas kita sekarang harganya turun, kita melihat juga dari masalah market kita tahun depan," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi seusai bertemu dengan Presiden dan jajaran menteri di kantor Sekretaris Negara, Selasa (20/9).
Secara gamblang, para pengusaha mengeluhkan mulai susahnya melakukan negosiasi kontrak perdagangan untuk tahun yang akan datang. "Kita sudah merasakan penciutan market daripada pembelian barang-barang itu, karena masih ada kontrak seperti batu bara, itu sampai akhir tahun ini, tetapi tahun depan kita tidak tahu," katanya.
Belum lagi ditambah dengan kian melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Yang sempat berapa hari rupiah terkapar di level 9.000 per dolar.
Selain contoh itu, Sofyan juga menyebutkan sejumlah investor asing mulai menunjukkan gelagatnya untuk menunda realisasi investasi di Indonesia. "Saya sudah mendapatkan indikasi bahwa dia tidak membatalkan tapi menunda, memilih melihat situasi lebih lanjut. Dia memikirkan keselamatan perusahaannya dulu," katanya.
Para pengusaha meyakini krisis yang terjadi saat ini bisa lebih besar ketimbang tahun 2008/2009. Pasalnya yang gejolak ekonomi global saat ini bermula dari krisis utang sejumlah negara Eropa, di antaranya Yunani. Berbeda dengan kondisi tahun 2008/2009 yang bermula dari krisis utang raksasa perusahaan jasa keuangan Lehman Brother.
"Masalah yang paling utama itu yang krisis itu negara, dulu kan yang krisis sektor keuangan yang dimulai dengan Lehman Brother, perusahaan itu bisa ditutup semua, tetapi kalau negara kan enggak bisa ditutup," katanya.
Sofyan memprediksi Yunani bakal gagal bayar terhadap utangnya. Pasalnya International Moneter Fund dan Uni Eropa sejauh ini belum banyak memberikan bantuannya. "Kalau Yunani kena, bank-bank Prancis juga kena. Semua akan merembet dan kita kena lantaran pasar luar negeri langsung menciut," katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga menegaskan gejolak ekonomi global saat ini bakal jauh lebih besar ketimbang tahun 2008/2009. Makanya pemerintah mulai menyiapkan sejumlah stimulus fiskal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News