Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyusutnya anggaran untuk kelanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di tahun depan diprediksi semakin mebuat calon investor ragu atau wait and see.
Hal ini diungkapkan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) dalam menanggapi anggaran IKN dalam RAPBN TA 2025 yang hanya Rp 143,1 miliar. Jumlah tersebut jauh menyusut dibandingkan dengan anggaran yang dihabiskan pemerintah hingga Juli 2024 yang telah mencapai Rp 42,5 triliun.
"Investor kan sifatnya bangun kawasan pendukung IKN, sehingga mereka akan wait and see dulu menunggu keseriusan dukungan APBN," kata Bhima pada Kontan.co.id, Rabu (21/8).
Bhima menyebutkan keinginan investor masuk ke IKN juga bergantung pada populasi penduduk yang akan menetap di IKN. Sementara, hingga saat ini penduduk di IKN masih mengandalkan perpindahan Apartur Sipil Negara (ASN) yang jumlahnya pun relatif sedikit.
"Ini kurang bisa menaikan investasi, jadi saat ini pososinya saling menunggu dan berisiko buat laju pembangunan IKN melambat tahun depan," ujarnya.
Baca Juga: Anggaran IKN Tahun Depan Menyusut Jadi Rp 143,1 Miliar, Bukan Prioritas Prabowo?
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bapeenas Suharso Monoarfa mengatakan, alokasi sebesar Rp 143,1 milair ini hanya mencakup penyelesaian proyek yang sudah berjalan di kementerian/lembaga.
Anggaran ini belum termasuk usulan dari pihak Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), sehingga anggaran untuk kelanjutan IKN di RAPBN 2025 terlihat kecil.
Suharso menjelaskan, berdasarkan UU tentang Ibu Kota Nusantara, OIKN diperbolehkan mengajukan kebutuhan anggarannya sendiri melalui persetujuan Komisi II DPR RI.
Merespon hal ini, Bhima juga pesimistis anggaran OIKN untuk kelanjutan proyek IKN nantinya akan disetujui DPR.
Bhima mengungkap presiden terpilih Prabowo Subianto juga memiliki program ambisius yakni makan siang bergizi yang juga akan menyedot ruang fiskal.
"Artinya perli ada trade off mau program prioritas makan bergizi atau IKN? pilihan tadi perlu lebih rasional," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News