Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Langkah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menurunkan suku bunga acuannya pada Desember 2025 dinilai menjadi katalis positif bagi pasar keuangan Indonesia, di tengah upaya menjaga stabilitas nilai tukar dan cadangan devisa.
The Fed memangkas Fed Funds Rate sebesar 25 bps ke kisaran 3,50%–3,75% pada 10 Desember 2025, dari sebelumnya berada di level 3,75%–4%.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, penurunan suku bunga acuan AS membuka peluang investor kembali bersikap risk on dan masuk ke aset-aset negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Dengan kembali diturunkannya Fed rate, investor berpeluang risk on lagi masuk ke aset-aset di emerging market, termasuk pasar RI. Cadangan devisa juga berpeluang stabil, tergantung perkembangan surplus dagang ke depan,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (14/12/2025).
Bank Indonesia (BI) mencatat, pada pekan kedua Desember 2025 terjadi arus modal asing masuk atau beli neto (inflow) sebesar Rp 1,14 triliun di pasar saham dan Rp 2,85 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Baca Juga: Bunga The Fed Turun, Inflow Asing Berpotensi Masuk ke Indonesia
Sementara itu, arus modal keluar atau jual neto (outflow) tercatat sebesar Rp 0,13 triliun, serta jual neto Rp 4,12 triliun di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Secara kumulatif sepanjang 2025, berdasarkan data setelmen hingga 11 Desember 2025, arus modal asing keluar atau jual neto tercatat sebesar Rp 25,95 triliun di pasar saham, Rp 3,49 triliun di pasar SBN, dan Rp 116,34 triliun di SRBI.
Di sisi lain, premi risiko investasi Indonesia yang tercermin dari Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun per 11 Desember 2025 berada di level 72,99 basis poin (bps), meningkat dibandingkan posisi 5 Desember 2025 yang sebesar 71,28 bps.
Baca Juga: BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga, Prospek Arus Modal Asing ke Indonesia Menguat
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dikutip Minggu (14/12/2025).
Seiring sentimen global tersebut, nilai tukar rupiah di pasar spot menguat pada akhir perdagangan Jumat (12/12/2025). Rupiah ditutup di level Rp 16.646 per dolar AS, menguat 0,19% dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp 16.676 per dolar AS.
Di pasar obligasi, yield SBN tenor 10 tahun turun ke level 6,16%. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) melemah ke level 98,35, sedangkan yield US Treasury Note tenor 10 tahun naik ke level 4,157%.
Baca Juga: Aliran Modal Asing Masuk Rp 14,08 Triliun pada Pekan Pertama Desember 2025
Selanjutnya: Ini 10 Unitlink Pendapatan Tetap yang Mencetak Return Tertinggi per November 2025
Menarik Dibaca: Dampak Bibit Siklon Tropis 93S Meluas, Cuaca Hujan Lebat di Jawa Bali Nusa Tenggara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













