kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Analis: Sektor properti sangat diuntungkan dengan penurunan suku bunga acuan BI


Senin, 22 Juli 2019 / 15:24 WIB
Analis: Sektor properti sangat diuntungkan dengan penurunan suku bunga acuan BI


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas BI 7-Day Repo Rate dinilai bakal menguntungkan pebisnis properti. Pasalnya, di tengah kondisi politik yang makin stabil, penurunan tingkat bunga itu akan mendorong konsumsi masyarakat terus meningkat, termasuk pasar properti.

Persepsi investor terhadap aset investasi juga terus menguat sejak berakhirnya hajatan politik 17 April silam. Ini ditandai dengan menurunnya Credit Default Swap (CDS) 5 tahun dari semula 137,452 di akhir 2018 menjadi 86,245 akhir pekan lalu.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital, Marolop Alfred Nainggolan melihat bahwa sektor properti akan sangat diuntungkan dengan penurunan suku bunga acuan BI. Apalagi kebutuhan rumah di berbagai segmen pasar masih cukup besar. 

"Membaiknya iklim investasi , terkhusus pasca Pemilu dan adanya keberlanjutan pemerintahan Jokowi akan menjadi sentimen positif untuk pelaku usaha. Sektor properti akan kembali semarak di semester II ini," ujarnya, Senin (22/7).

Marolop menilai fundamental sejumlah emiten properti seperti Agung Podomoro Land (APLN), Bumi Serpong Damai (BSDE) dan Ciputra (CTRA) bakal semakin solid. Beberapa proyek properti APLN seperti di Bandung, Batam, Balikpapan dan juga Cimanggis, Depok diperkirakan bakal menjadi target konsumen.

"Proyek-proyek properti milik APLN memiliki segmen konsumen yang kuat. Ini yang mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan semakin tinggi," imbuhnya.

Terkait penurunan rating surat utang APLN oleh moodys dan fitch rating, Marolop meyakini perusahaan memiliki jalan keluar. Sebagai grup usaha properti besar dengan aset yang bagus, APLN memiliki banyak ruang untuk menyelesaikan tantangannya. Apalagi situasi ini juga dihadapi oleh banyak pelaku usaha properti lainnya.

"APLN ini memiliki aset-aset properti yang strategis , yang memudahkan untuk mencari pendanaan di pasar baik dengan penjaminan aset  atau bisa juga sekuritisasi.  Apalagi Perusahaan juga didukung bisnis recurring income dengan segmen premium yg sangat positif buat pendanaan dan bisnis jangka panjang APLN," jelasnya.

Direktur Keuangan APLN Cesar M. Dela Cruz bilang, perusahaan optimis kinerja APLN akan terus membaik. Sejalan dengan keyakinan pasar dan kondisi ekonomi yang menunjukkan tren positif, Dela Cruz menganggap hal itu akan menjadi peluang bagi APLN untuk meningkatkan penjualannya. 

"Kami optimis kinerja perusahaan terus membaik. Secara internal kami juga terus melakukan evaluasi dan penyempurnaan bisnis proses, sehingga bisnis APLN makin efisien," ujarnya. 

Selain menggarap proyek-proyek properti baru, APLN juga mengembangkan dan memperkuat bisnis recurring incomenya. Misalnya pusat belanja dan kuliner Central Park Mall, Senayan City, Kuningan City, Baywalk Mall, Festival City Link Bandung, Plaza Balikpapan, Podomoro City Deli Medan serta yang baru saja beroperasi seperti Pullman Ciawi Vimala Hills.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×