kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis Bank Mandiri prediksi BI akan turunkan suku bunga 25 bps tahun ini


Kamis, 20 Juni 2019 / 18:33 WIB
Analis Bank Mandiri prediksi BI akan turunkan suku bunga 25 bps tahun ini


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) Juni 2019 memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga BI - 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) pada level 6%. Meski begitu, pada tahun ini BI diprediksi bakal menurunkan suku bunga satu kali, sebesar 25 bps.

Keputusan bank sentral tersebut sejalan dengan proyeksi Bank Mandiri di mana BI akan menahan tingkat suku bunga acuan hingga akhir paruh pertama tahun ini. Pasalnya, belum ada alasan kuat bagi BI untuk memangkas suku bunga acuan ditinjau dari indikator-indikator makroekonomi saat ini.

“Penurunan suku bunga BI hanya masalah kapan waktu yang tepat. The Fed (bank sentral Amerika Serikat) sendiri masih memberi sinyal dovish yang flat semalam,” ujar analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri kepada Kontan.co.id, Kamis (20/6).

Indikator pertumbuhan ekonomi, misalnya, dinilai Reny masih cukup stabil pada level 5,07% di kuartal I-2019. Tingkat inflasi juga masih terkendali. Sementara, kondisi neraca transaksi berjalan memang masih diprediksi mengalami defisit dengan harapan lebih kecil dibandingkan tahun 2018.

Sentimen yang saat ini terjadi di dalam negeri, menurut Reny, lebih kepada persoalan ketersediaan likuiditas. “Jadi ini mungkin kenapa BI, meski menahan suku bunga, tapi menurunkan giro wajib minimum (GWM) perbankan,” lanjut dia. 

Reny memperkirakan, penurunan rasio GWM pada bank umum konvensional maupun syariah tersebut berpotensi menambah likuiditas sebanyak Rp 25 triliun hingga Rp 30 triliun.

Secara keseluruhan, Bank Mandiri menilai kebijakan yang diambil BI melalui RDG Juni ini sudah tepat. Mandiri menilai, BI tak perlu terlalu terburu-buru memangkas suku bunga acuan demi mendukung pertumbuhan ekonomi.

Adapun, Mandiri memperkirakan penurunan suku bunga BI akan terjadi pada kuartal ketiga, tepatnya Juli atau Agustus mendatang. “Kami prediksi penurunan suku bunga BI terjadi satu kali dengan besaran 25 bps tahun ini,” ujar Reny.

Keputusan BI menahan suku bunga acuan dinilai Reny mendapat respons positif dari pelaku pasar lantaran sesuai dengan ekspektasi. Ini terlihat dari posisi kurs rupiah yang ditutup menguat 0,61% pada level Rp 14.182 di pasar spot dan inflow yang terjadi di pasar saham mencapai US$ 280 miliar hari ini.

Hingga akhir tahun, Mandiri memproyeksi nilai tukar rupiah (end of year) pada posisi Rp 14.248 per dollar AS. Sementara, suku bunga acuan BI pada level 5,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×