Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Indonesia diproyeksikan menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi jangka pendeknya di tengah ketidakpastian global.
Menurut ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), kebijakan baru pemerintah Amerika Serikat dan potensi ketegangan perdagangan global dapat meningkatkan risiko terhadap mitra dagang utama Indonesia, seperti China, AS, dan Eropa.
Selain itu, risiko volatilitas arus modal dan tingginya biaya pinjaman masih menjadi perhatian, terutama di tengah kemungkinan pengetatan keuangan global.
Kondisi ini dapat memengaruhi stabilitas pasar keuangan dan kinerja investasi dalam negeri.
Baca Juga: AMRO Sarankan Indonesia Optimalisasi Pendapatan dan Selektif Belanja Dorong Ekonomi
"Risiko volatilitas aliran modal dan biaya pinjaman yang tinggi tetap ada meskipun ada pengetatan keuangan global yang masuk akal," tulis AMRO dalam laporannya, Rabu (5/3).
AMRO mencatat bahwa target konsolidasi fiskal jangka menengah pemerintah mungkin sulit dicapai karena defisit anggaran yang diperkirakan akan melebar.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan belanja akibat program prioritas baru pemerintah, termasuk program kesejahteraan sosial dan infrastruktur.
"Mungkin sulit untuk mencapai target konsolidasi fiskal jangka menengah pemerintah dengan defiti anggaran yang diperkirakan akan melebar karena meningkatnya kebutuhan belanja dari program prioritas baru," katanya.
Dalam jangka panjang, Indonesia juga menghadapi tantangan struktural yang signifikan.
Beberapa di antaranya adalah upaya diversifikasi ekonomi, peningkatan status menjadi negara berpenghasilan tinggi, pengurangan kesenjangan regional, serta transisi menuju ekonomi hijau di tengah keterbatasan opsi pendanaan.
Selanjutnya: Susunan Terbaru Direksi dan Komisaris MIND ID, Ada Mantan Dirut Freeport
Menarik Dibaca: BCA Life dan BCA Insurance Kasih Solusi Proteksi Keuangan Terjangkau di Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News