kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.300   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

AMRO Ingatkan Indonesia Soal Biaya Pinjaman Tinggi Hantui Stabilitas Ekonomi


Rabu, 05 Maret 2025 / 14:37 WIB
AMRO Ingatkan Indonesia Soal Biaya Pinjaman Tinggi Hantui Stabilitas Ekonomi
ILUSTRASI. AMRO menilai kebijakan baru pemerintah AS dan potensi ketegangan perdagangan global dapat meningkatkan risiko terhadap mitra dagang utama Indonesia


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Indonesia diproyeksikan menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi jangka pendeknya di tengah ketidakpastian global.

Menurut ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), kebijakan baru pemerintah Amerika Serikat dan potensi ketegangan perdagangan global dapat meningkatkan risiko terhadap mitra dagang utama Indonesia, seperti China, AS, dan Eropa.

Selain itu, risiko volatilitas arus modal dan tingginya biaya pinjaman masih menjadi perhatian, terutama di tengah kemungkinan pengetatan keuangan global.

Kondisi ini dapat memengaruhi stabilitas pasar keuangan dan kinerja investasi dalam negeri.

Baca Juga: AMRO Sarankan Indonesia Optimalisasi Pendapatan dan Selektif Belanja Dorong Ekonomi

"Risiko volatilitas aliran modal dan biaya pinjaman yang tinggi tetap ada meskipun ada pengetatan keuangan global yang masuk akal," tulis AMRO dalam laporannya, Rabu (5/3).

AMRO mencatat bahwa target konsolidasi fiskal jangka menengah pemerintah mungkin sulit dicapai karena defisit anggaran yang diperkirakan akan melebar. 

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan belanja akibat program prioritas baru pemerintah, termasuk program kesejahteraan sosial dan infrastruktur.

"Mungkin sulit untuk mencapai target konsolidasi fiskal jangka menengah pemerintah dengan defiti anggaran yang diperkirakan akan melebar karena meningkatnya kebutuhan belanja dari program prioritas baru," katanya.

Dalam jangka panjang, Indonesia juga menghadapi tantangan struktural yang signifikan. 

Beberapa di antaranya adalah upaya diversifikasi ekonomi, peningkatan status menjadi negara berpenghasilan tinggi, pengurangan kesenjangan regional, serta transisi menuju ekonomi hijau di tengah keterbatasan opsi pendanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×