kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.709.000   5.000   0,29%
  • USD/IDR 16.330   130,00   0,79%
  • IDX 6.531   151,00   2,37%
  • KOMPAS100 953   27,09   2,93%
  • LQ45 747   21,97   3,03%
  • ISSI 201   5,17   2,64%
  • IDX30 389   10,56   2,79%
  • IDXHIDIV20 468   12,14   2,66%
  • IDX80 108   3,10   2,95%
  • IDXV30 111   2,75   2,54%
  • IDXQ30 128   3,35   2,70%

AMRO Ingatkan Indonesia Soal Biaya Pinjaman Tinggi Hantui Stabilitas Ekonomi


Rabu, 05 Maret 2025 / 14:37 WIB
AMRO Ingatkan Indonesia Soal Biaya Pinjaman Tinggi Hantui Stabilitas Ekonomi
ILUSTRASI. AMRO menilai kebijakan baru pemerintah AS dan potensi ketegangan perdagangan global dapat meningkatkan risiko terhadap mitra dagang utama Indonesia


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Indonesia diproyeksikan menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi jangka pendeknya di tengah ketidakpastian global.

Menurut ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), kebijakan baru pemerintah Amerika Serikat dan potensi ketegangan perdagangan global dapat meningkatkan risiko terhadap mitra dagang utama Indonesia, seperti China, AS, dan Eropa.

Selain itu, risiko volatilitas arus modal dan tingginya biaya pinjaman masih menjadi perhatian, terutama di tengah kemungkinan pengetatan keuangan global.

Kondisi ini dapat memengaruhi stabilitas pasar keuangan dan kinerja investasi dalam negeri.

Baca Juga: AMRO Sarankan Indonesia Optimalisasi Pendapatan dan Selektif Belanja Dorong Ekonomi

"Risiko volatilitas aliran modal dan biaya pinjaman yang tinggi tetap ada meskipun ada pengetatan keuangan global yang masuk akal," tulis AMRO dalam laporannya, Rabu (5/3).

AMRO mencatat bahwa target konsolidasi fiskal jangka menengah pemerintah mungkin sulit dicapai karena defisit anggaran yang diperkirakan akan melebar. 

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan belanja akibat program prioritas baru pemerintah, termasuk program kesejahteraan sosial dan infrastruktur.

"Mungkin sulit untuk mencapai target konsolidasi fiskal jangka menengah pemerintah dengan defiti anggaran yang diperkirakan akan melebar karena meningkatnya kebutuhan belanja dari program prioritas baru," katanya.

Dalam jangka panjang, Indonesia juga menghadapi tantangan struktural yang signifikan. 

Beberapa di antaranya adalah upaya diversifikasi ekonomi, peningkatan status menjadi negara berpenghasilan tinggi, pengurangan kesenjangan regional, serta transisi menuju ekonomi hijau di tengah keterbatasan opsi pendanaan.

Selanjutnya: Susunan Terbaru Direksi dan Komisaris MIND ID, Ada Mantan Dirut Freeport

Menarik Dibaca: BCA Life dan BCA Insurance Kasih Solusi Proteksi Keuangan Terjangkau di Tahun 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×