kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alasan pemerintah tak taruh lagi dana PEN di Bank BRI, Mandiri dan BNI


Sabtu, 14 Agustus 2021 / 16:33 WIB
Alasan pemerintah tak taruh lagi dana PEN di Bank BRI, Mandiri dan BNI
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di ATM salah satu bank anggota himbara di Tangerang Selatan, Jumat (25.6). Alasan pemerintah tak taruh lagi dana PEN di Bank BRI, Mandiri dan BNI.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

"Tentunya dengan memperhatikan kesepakatan pembiayaan PEN antara menteri keuangan dan gubernur BI," tambahnya.

Hitungan KONTAN, dengan besaran tingkat bunga reverse repo BI tenor tiga bulan per Juli 2021 sebesar 3,19%, maka CoF yang ditanggung bank mitra sebesar 2,19%.

Angka ini jauh lebih tinggi dibanding biaya dana Bank Mandiri per juni 2021 yang hanya 1,71%. Sementara, CoF BRI hingga akhir semester I-2021 sebesar 2,18%.

Baca Juga: Pemerintah tak lagi tempatkan dana PEN di BRI, BNI dan Bank Mandiri

"Bank Mandiri saat ini telah membangun ruang likuiditas yang sangat cukup untuk mendorong penyaluran pembiayaan perseroan," kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Atturidha.

Likuiditas masih cukup

Ekonom Ryan Kiryanto menilai, penempatan dana pemerintah penting di perbankan untuk memancing bank menyalurkan kredit ke sektor-sektor ekonomi produktif, sehingga mampu mendukung pemulihan perekonomian. Namun tentunya, sesuai dengan keinginan dan kompetensi setiap individual bank penerima dana.

Ia melihat, sejauh ini dampak kebijakan tersebut sudah terlihat dari pertumbuhan kredit, terutama segmen UMKM yang positif, baik secara bulanan maupun tahunan.

Baca Juga: Stimulus membludak, dunia usaha butuh dorongan permintaan

Tapi, menurut Ryan, tanpa penempatan dana pemerintah, sebetulnya kondisi likuiditas bank secara industri maupun individual masih mencukupi. Ini jelas terlihat dari posisi loan to deposit ratio (LDR) per Juni 2021 lalu sebesar 80,66%.

"Artinya, kemampuan bank untuk ekspansi tidak ada masalah. Yang jadi masalah adalah pandemi Covid-19 masih mengganggu sektor riil dan konsumsi masyarakat, sehingga permintaan kredit belum bangkit," tambah dia.

Selanjutnya: Tak hanya stimulus di sisi pasokan, dunia usaha juga butuh dorongan permintaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×