kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akselerasi vaksinasi diharapkan mengurangi risiko munculnya varian baru Covid-19


Rabu, 07 Juli 2021 / 16:36 WIB
Akselerasi vaksinasi diharapkan mengurangi risiko munculnya varian baru Covid-19
ILUSTRASI. Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 pada calon penumpang kereta jarak jauh di Stasiun Balapan Solo, Jawa Tengah, Selasa (6/7/2021). ANTARA FOTO/Maulana Surya/aww.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi menuturkan, vaksinasi saat ini merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan laju penularan.

Dimana Badan Kesehatan Dunia, WHO sendiri menghimbau untuk segera melakukan akselerasi vaksinasi, lantaran semakin banyak orang yang terinfeksi atau tertular, maka varian-varian baru akan semakin berpotensi untuk bermunculan.

"Oleh sebab itu vaksinasi harus segera diperluas dan diperbanyak, makanya kemudian kita mengejar target satu juta di bulan Juli ini dan juga nanti di bulan Agustus. Karena bulan Juli ini kita akan menerima kurang lebih 31 juta dosis vaksin, di mana sampai saat ini kita sudah menerima 99 juta dosis vaksin," jelas Nadia dalam Dialog Rabu Utama yang disiarkan kanal YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (7/7).

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (7/7): Rekor lagi, tambah 34.379 kasus, taati prokes

Nadia menjelaskan, dengan adanya kedatangan vaksin di Juli ini, artinya stok vaksin yang ada bulan ini dinilai cukup. Oleh karena itu perlu untuk melakukan akselerasi vaksinasi. "Mengapa kemudian kita harus melakukan akselerasi, supaya semakin banyak orang yang sudah mendapatkan vaksin semakin kecil resiko penularan terjadi. Dan harapannya makin berkurang resiko untuk munculnya varian-varian baru," ujarnya.

Disinggung mengenai apakah adanya PPKM Darurat berpengaruh pada laju vaksinasi, Nadia tak menampik pelaksanaan PPKM Darurat mendorong masyarakat untuk berada di rumah saja.

Namun, pihaknya berharap masyarakat tetap sesuai dengan jadwal vaksinasi yang didapatkan tetap mendatangi pos atau sentra-sentra vaksinasi untuk mendapatkan vaksinasi. "Karena fasilitas pelayanan kesehatan baik Puskesmas maupun pos vaksinasi ataupun sentra-sentra vaksinasi itu tetap buka dan tetap melayani vaksinasi, justru kita bisa melindungi diri kita dengan segera mendapatkan vaksin," imbuhnya.

Namun, Nadia menekankan kunci utama pada saat masyarakat mendatangi sentra atau pos vaksinasi adalah penerapan protokol kesehatan yang tepat. Dimana menghindari kerumunan harus tetap dilakukan serta menunda vaksinasi jika dirasa sentra atau pos vaksinasi padat pengunjung.

Baca Juga: Temuan KPPU, harga oksigen di DKI Jakarta melambung hingga 900%

"Kalau kemudian pelaksanaan vaksinasi itu sangat padat kita tunda dulu esok harinya, kedua nggak perlu berdesak-desakan, kemudian berebutan untuk dulu duluan ya untuk memasuki sentra vaksinasi, ini tidak perlu dilakukan karena kemudian pasti akan diatur jangan sampai kemudian niat kita mendapatkan vaksinasi tapi kemudian kita terpapar," ungkapnya.

Selanjutnya, bagi yang telah mendapatkan vaksinasi Nadia menghimbau untuk segera pulang ke rumah ketika sudah mendapatkan penyuntikan vaksin. "Kami mendorong untuk tetap melaksanakan vaksinasi untuk mencapai target satu juta dosis per hari," kata Nadia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×