Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pandemi corona (Covid-19) bisa menaikkan tingkat kemiskinan Indonesia menjadi 8,2% sampai dengan 9%.
Persentase tersebut diperkirakan terjadi bahkan setelah pemerintah telah melakukan program perlindungan sosial secara merata dan tepat sasaran tanpa tumpang tindih.
"Jika masyarakat juga kembali beraktivitas setelah pembatasan mobilitas dihapuskan pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini, perkiraan tingkat kemiskinan berada di antara 8,2% sampai 9%," sebagaimana dikutip dalam laporan Bank Dunia bertajuk Indonesia Economic Prospects, Minggu (19/7).
Baca Juga: Utang negara menjadi sorotan, ini kata Sri Mulyani
Keadaan ini dapat diartikan menjadi dua hal. Pertama, dalam dampak ringan akan ada 1,3 juta rumah tangga yang keluar dari tingkat kemiskinan. Kedua, pada dampak berat akan ada tambahan 920.000 rumah tangga baru yang masuk ke dalam tingkat kemiskinan.
Persentase tersebut juga lebih rendah apabila dibandingkan dengan potensi bertambahnya kemiskinan tanpa adanya bantuan dari pemerintah, yaitu berada di kisaran 10,7% sampai 11,6%.
Meski demikian, tambahan tingkat kemiskinan ini juga akan bervariasi di setiap lokasi. Apabila pemerintah bisa menjalankan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan tepat dan sesuai dengan yang ditargetkan, maka tingkat kemiskinan di daerah pedesaan non-metropolitan bisa berada di bawah 8,7%.
Dengan asumsi yang sama, tingkat kemiskinan di Pulau Jawa dan Papua juga bisa berada di bawah 9%.
Namun, untuk wilayah pusat kota dan daerah-daerah yang pertumbuhannya bergantung pada sektor pariwisata seperti Bali, tingkat kemiskinan di wilayah tersebut bisa meningkat lebih tinggi daripada patokan 8,2% sampai 9%.
Baca Juga: Gubernur BI siapkan empat resep jitu untuk cegah resesi, simak daftarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News