kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.770   45,00   0,27%
  • IDX 8.041   -85,89   -1,06%
  • KOMPAS100 1.115   -15,24   -1,35%
  • LQ45 796   -13,08   -1,62%
  • ISSI 280   -3,76   -1,33%
  • IDX30 418   -6,67   -1,57%
  • IDXHIDIV20 480   -5,99   -1,23%
  • IDX80 122   -1,69   -1,37%
  • IDXV30 134   0,38   0,28%
  • IDXQ30 132   -1,76   -1,31%

Akibat Kampanye Hitam, Industri Pulp dan Kertas Rugi US$ 1,2 Miliar


Senin, 19 April 2010 / 11:00 WIB
Akibat Kampanye Hitam, Industri Pulp dan Kertas Rugi US$ 1,2 Miliar


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Aksi kampanye hitam (black campaign) yang gencar dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) beberapa tahun ini dikeluhkan oleh kalangan industri pulp dan kertas. Industri ini mengaku telah mengalami kerugian sebesar US$ 1,2 miliar dalam dua tahun belakangan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Pulp dan Kertas (APKI) Mansyur mengatakan, walau tidak menimbulkan kerugian secara langsung, namun aksi itu telah mengganggu industri pulp dan kertas di pasar internasional. "Banyak pangsa pasar yang hilang," katanya di Jakarta, akhir pakan lalu.

Adanya kampanye negatif terutama oleh LSM asing itu membuat pangsa pasar berkurang dan kemudian dimanfaatkan industri pulp dan kertas Amerika Selatan. Sehingga sekarang industri pulp dan kertas Indonesia harus mulai dengan perlahan-lahan merebut pasarnya kembali.

Kampanye negatif yang berkedok lingkungan itu bertujuan untuk menghancurkan industri pulp dan kertas Indonesia. Apalagi industri pulp dan kertas indonesia kompetitif di pasar internasional.

Untuk itu dia berharap, peningkatan harga produk pulp dan kertas harus dimanfaatkan sebagai momentum guna merebut pasar internasional kembali. Sekarang harga pulp di pasar internasional mengalami kenaikan yang signifikan hingga mencapai US$ 800 per ton atau naik hingga US$50 dolar per ton.

Kenaikan yang berlangsung hampir setiap dua bulan, rata-rata sekitar US$ 20-30 dolar per ton. "Harga pulp dua bulan lalu hanya di kisaran US$ 600 dolar per ton," katanya. Meroketnya harga pulp di pasar internasional disebabkan karena kebutuhan atau permintaan pasar mulai pulih paskah krisis ekonomi global.

"Kesempatan ini harus dimanfaatkan para pengusaha industri pulp dan kertas untuk meningkatkan produksinya," katanya. Mansyur berharap pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian mendukung sepenuhnya industri pulp dan kertas dalam menghadapi kampanye hitam kalangan LSM asing tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×