Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit tercatat berada pada level 49,5 pada Desember 2019. Ini menunjukkan kondisi manufaktur Indonesia masih mengalami tekanan lantaran berada di bawah batas level ekspansif yaitu 50.
Laporan survei terhadap manajer pembelian tersebut memang menyebut, capaian indeks Indonesia membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 48,2. Namun secara rata-rata, PMI Manufaktur Indonesia sepanjang kuartal IV-2019 hanya 48,5 yang merupakan capaian kuartalan terendah sejak 2015.
Meski demikian, Kepala Ekonom IHS Markkit Bernard Aw menyebut, survei pada Desember itu juga mengindikasikan adanya potensi perubahan ke arah yang lebih positif pada tahun 2020.
Baca Juga: Aktivitas manufaktur Zona Euro kontraksi dalam 11 bulan terakhir
“Penurunan manufaktur Indonesia masih terjadi pada akhir tahun ini, dengan data PMI menunjukkan penurunan lebih jauh di kondisi operasional selama bulan Desember. Akan tetapi, survei terkini juga mengisyaratkan kemungkinan perubahan situasi menuju tahun baru,” tutur Bernard dalam laporannya.
Arus masuk bisnis baru secara keseluruhan, misalnya, mengalami kenaikan untuk pertama kalinya sejak Juli 2019 lalu yang utamanya didorong oleh permintaan domestik, di tengah permintaan ekspor baru yang masih turun sepanjang Desember lalu.
Survei juga menunjukkan bahwa kenaikan penjualan terjadi seiring dengan adanya kenaikan volume produksi untuk pertama kali dalam enam bulan terakhir, meski hanya kenaikan marginal.
Selain itu, kepercayaan diri berbisnis (business confidence) juga membaik pada Desember lalu. Indeks Output Masa Depan yang menjadi tolok ukur sentimen untuk output di tahun selanjutnya, terus meningkat ke posisi tertinggi dalam enam bulan terakhir.