Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Di sisa empat bulan terakhir di tahun ini pemerintah harus memenuhi penerbitan surat berharga negara (SBN) Rp 100 triliun dari total target penerbitan SBN (bruto) Rp 628 triliun, untuk menutup defisit anggaran tahun ini.
Jumlah tersebut telah memperhitungkan defisit anggaran 2,5% dari produk domestik bruto (PDB) dari APBN-P 2016 yang sebesar 2,35% dari PDB akibat adanya pemangkasan anggaran.
Salah satu langkahnya, yaitu melalui penerbitan Obligasi Ritel Indonesia (ORI), setelah pemerintah menerbitkan sukuk tabungan pada pertengahan bulan ini dengan target Rp 2 triliun.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, pemerintah akan meluncurkan ORI pada akhir bulan September nanti.
"Launching ORI nanti September rencananya, sekitar tanggal 29 September," kata Loto akhir pekan lalu. Sayangnya, ia masih merahasiakan target dari penerbitan obligasi tersebut.
Sekadar tahu, pemerintah pada tahun ini juga memperbesar porsi SBN ritel guna mengurangi porsi kepemilikan surat utang oleh asing. Tahun ini, pemerintah menerbitkan empat jenis SBN ritel, yaitu saving bond ritel, sukuk ritel (sukri), sukuk tabungan, dan ORI. Sementara tahun lalu, pemerintah hanya menerbitkan sukri dan ORI.
Sementara itu, hingga saat ini pemerintah telah menerbitkan saving bond ritel sebesar Rp 3,91 triliun, sukri Rp 31,5 triliun (lebih besar dari tahun lalu Rp21,9 triliun), dan sukuk tabungan yang ditargetkan 2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News