kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Akhir Juni, APBN sudah defisit Rp 47,2 triliun


Sabtu, 26 Juli 2014 / 07:40 WIB
Akhir Juni, APBN sudah defisit Rp 47,2 triliun
ILUSTRASI. Simak 6 alasan kenapa kasur di hotel sangat nyaman untuk Anda tiduri


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Seperti yang sudah-sudah, hingga paruh pertama tahun ini penyerapan anggaran belanja negara masih minim. Sementara pendapatan negara juga tak maksimal. Alhasil, sepanjang semester I–2104, APBN mencetak defisit sebesar Rp 47,2 triliun atau 0,46% dari produk domestik bruto (PDB).

Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, per akhir Juni 2014 lalu realisasi pendapatan negara dan hibah baru sebesar Rp 712,7 triliun atau 43,59% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 yang mencapai Rp 1.635,4 triliun. Sedang realisasi belanja negara sebanyak
Rp 759,9 triliun atau 40,48% dari target di APBNP 2014 sebesar Rp 1.876,9 triliun.

Menteri Keuangan Chatib Basri bilang, penyerapan anggaran belanja negara hingga paruh pertama tahun ini memang belum maksimal. Realisasi bujet belanja negara baru akan kencang di akhir semester II–2014 yakni sekitar November atau Desember.

Salah satu pos belanja negara yang bakal kencang pencairannya selama semester kedua adalah belanja modal. Maklum, biasanya penagihan anggaran baru dilakukan setelah proyek fisik berjalan atau hampir rampung.

Meski begitu, Chatib optimistis defisit anggaran tahun ini tak akan melebihi target yang dipatok pemerintah. "Kalau sekarang defisit anggaran baru 0,49% dari PDB, kami akan jaga agar ujungnya defisit anggaran tetap 2,4% dari PDB," katanya, Jumat (25/7). Catatan saja, dalam APBN-P 2014 pemerintah mematok defisit anggaran Rp 241,5 triliun atau 2,4% dari PDB.

Sebenarnya, untuk mempercepat realisasi anggaran belanja, Chatib mengatakan, Kemkeu telah mengimbau seluruh kementerian dan lembaga pemerintah untuk segera melakukan lelang proyek. Bahkan, untuk mempermudah pelaksanaannya, Kemkeu juga sudah menetapkan pelaksanaan proyek sederhana dengan nilai di bawah Rp 200 juta bisa dilakukan penunjukan langsung, tanpa harus melewati proses tender. Sedang proyek dengan nilai di bawah Rp 5 miliar bisa dilakukan lelang sederhana.

Masing-masing kementerian dan lembaga juga boleh memulai proses awal lelang sejak November 2013. Harapannya, di awal tahun 2014 penyerapan anggaran belanja bisa sekitar 23%. Sayang, Chatib menyatakan, masih banyak kementerian dan lembaga yang sangat hati-hati dalam pelaksanaan proyek karena takut salah. Alhasil, penyerapan bujet belanja masih saja menumpuk di akhir tahun.

Latif Adam, pengamat ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menilai belanja modal menjadi titik krusial dalam penyerapan anggaran negara. Di luar tren yang ada, penyelenggaraan pemilihan umum dan masa peralihan pemerintahan memberi pengaruh negatif pada penyerapan belanja terutama belanja modal. Sehingga, "Akhir tahun masih akan ada tren penumpukan realisasi anggaran terutama di kuartal III dan IV," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×