Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID- JAKARTA.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ekonomi digital Indonesia bisa tembus hingga US$ 600 Miliar di tahun 2030. Hal ini sejalan dengan adanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang telah dilakukan sejumlah negara ASEAN, termasuk Indonesia.
“Dengan porgram ini diharapkan ekonomi ASEAN yang bisnis as usual US$ 1 triliun akan naik jadi US$ 2 triliun. Jadi ekonomi digital Indonesia US$ 360 miliar akan naik menjadi US$ 600 miliar,” kata Airlangga dalam acara Bank Indonesia bertajuk Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia 2024.
Baca Juga: Jokowi: Potensi Pembayaran Digital Capai Rp 12.300 Triliun pada Tahun 2030
Airlangga menerangkan untuk mencapai potensi tersebut ada beberapa syarat yang perlu disiapkan, pertama cross border e-commerce dan digital trade, kedua digital ID, ketiga mobilitas talenta digital, keempat e-payment yang BI jauh lebih depan dari semua region di dunia, kelima e-invoicing dan cyber yang aman.
“E-payment, Bank Indonesia sudah jauh lebih depan dari semua region di dunia,” ujarnya.
Airlangga juga menyebutkan bahwa dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia memiliki enam pilar utama untuk ekonomi digital yakni infrastruktur, sumber daya manusia, iklim bisnis dan keamanan cyber, penelitian inovasi dan pengembangan bisnis, pendanaan investasi serta kebijakan regulasi.
“Berdasarkan digital competitivenes index oleh East Venture kita memetakan per daerah. Jadi jawa masih dominasi tingkat daya saing digital karena infrastruktur,” ucapnya.
Kemudian, dirinya juga bilang Sulawesi tenggara masuk peringkat delapan besar, karena faktor lokasi yang berada di wilayah proyek infrastruktur digital dan palapa ring di paket tengah. "
Ini bukti pemerataan infrastruktur harus terus kita dorong," tegas Airlangga.
Baca Juga: Transaksi Kripto Meningkat Pesat, Penerimaan Pajak Indonesia Meroket
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News