Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
PSBB bukan lockdown
Dijelaskan Akmal bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah ditetapkan oleh pemerintah bukanlah karantina wilayah atau berbeda dengan sistem lockdown yang diterapkan oleh negara China.
"Menurut saya kita lihat PSBB ini, lihat implementasinya. Kalau bagus kita support. Kalau tidak bisa dievaluasi," ujar dia.
Baca Juga: Kabar baik dari Ahok untuk ojol: Ada cashback 50% untuk pembelian BBM non-subsidi
Namun, disarankan oleh Akmal, seharusnya PSBB ini seharusnya tidak hanya ditetapkan atau diterapkan kepada daerah atau wilayah yang sudah banyak jumlah kasusnya saja. Melainkan, seharusnya PSBB ini juga baik diterangi pada wilayah atau daerah yang saat ini masih relatif sedikit jumlah kasusnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi potensi terjadinya transmisi atau penularan lokal.
"Bagusnya justru (wilayah) baru sedikit jumlah kasusnya itulah harus dikerjakan (PSBB) itu," tutur dia.
Baca Juga: Ahli: Pandemi corona akan mengubah struktur tata ruang kota
Jika di wilayah yang relatif masih sedikit juga sistem pencegahannya longgar, maka bisa berpotensi menjadi seperti Jakarta berikutnya. Prinsip pencegahan sebenarnya adalah mencegah lokal transmision atau penularan virus SARS-CoV-2 yang terjadi antar masyarakat setempat, dan itu sudah harus dilakukan oleh banyak wilayah bukan hanya Jakarta.
"Kita mencegah terjadinya lokal transmision ( virus corona), karena kalau sudah ada lokal transmision bisa jadi seperti Jakarta," jelas Akmal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Belum Sampai Puncak Pandemi Corona, Ahli Ingatkan Gelombang Kedua"
Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News