kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Adu kuat ketua tim kemenangan Pilpres 2019


Minggu, 09 September 2018 / 18:27 WIB
Adu kuat ketua tim kemenangan Pilpres 2019
ILUSTRASI. Erick Thohir Ditunjuk Sebagai Ketua Tim Pemenangan Kampanye


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kedua pasangan calon (Paslon) telah mengumumkan masing-masing Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN). Banyak yang menilai penentuan postur tim pemenangan pasangan kandidat calon presiden dan wakil presiden menjadi salah satu faktor cerminan kemenangan.

Kubu pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin memilih Erick Thohir sebagai Ketua TKN. Sosok Erick Thohir yang berlatarbelakang pengusaha ini dipilih langsung oleh Jokowi.

Sedangkan di kubu lain, meski belum diumumkan secara resmi, Prabowo mensinyalkan mantan panglima TNI Djoko Santoso sebagai Ketua TKN. Ia disebut merupakan sosok ahli strategi. Bahkan Prabowo Subianto telah menyerahkan keris kepada Djoko Santoso sebagai simbol kesatria.

"Sudah oke Pak Djoko Santoso," ungkap Prabowo saat menghadiri perayaan ulang tahun Djoko Santoso di kediamannya di Cipayung, Jakarta, Sabtu (8/9). 
Penyerahan keris kepada Djoko sebagai seorang senopati, panglima, sekaligus kesatria yang berjuang bersamanya.

Tak ayal, posisi ketua tim pemenangan menjadi maha penting. 

Menurut Pengamat Politik Pangi Syarwi mengatakan, posisi ketua tim pemenangan dalam struktur tim pemenangan secara keseluruhan memainkan peranan yang sangat strategis.

Seperti mengatur strategi dan ritme pertandingan dan tidak hanya sekadar hal yang teknis. Pertama, ketua tim pemenangan adalah jabatan penting dalam mendongkrak elektabilitas capres dan cawapres, manajemen tim pemenangan pasangan kandidat secara keseluruhan.

"Apabila salah dalam memilih ketua tim pemenangan maka bisa bunuh diri politik bagi calon tersebut. Oleh karena itu, tak boleh salah mengambil ketua tim pemenangan," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (9/9).

Kedua, ketua tim pemenangan punya tugas strategis membaca mapping elektoral secara mendalam dan memiliki banyak strategi jitu. Ketua tim pemenangan harus paham dan tahu betul bagaimana membaca fenomena trend perilaku pemilih rasional, sosiologis dan pemilih psikologis, serta piawai dan mahir memainkan sintimen publik

Kemudian paham manajemen isu yang positif terhadap kandidat, piawai dan mahir meng-counter negative campaign, mengerti betul soal program apa yang sedang dibutuhkan pemilih, memahami personal branding dan paham akan kelemahan capresnya dan capres lawan politiknya (down grade), mampu menjawab dan memainkan strategi serangan darat dan udara.

Ketiga, menjadi corong utama untuk menjangkau ke berbagai ceruk segmen pemilih dan grassroot komunitas. Ketua tim pemenangan tidak cukup hanya soal generasi muda.

Kuncinya adalah yang punya pengalaman panjang dalam pemenangan, punya kapasitas, narasi, literasi, konten, kridibel, disiplin serta memiliki loyalitas tingkat tinggi yang tak perlu diragukan, jangan sampai ada yang main dua kaki atau penyusup yang disusupi tim lawan.

Tapi menurutnya, ketua pemenangan yang muda memang dibutuhkan untuk menjawab aspirasi dan kehendak generasi melenial. Tak cukup muda namun yang matang dalam politik menjadi sangat penting.

Oleh karena itu, terpilihnya ketua tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf yaitu Erick Thohir maupun Djoko Santoso sebagai ketua tim pemenangan Prabowo-Sandi, jelas punya kemampuan leadership yang baik, kemampuan manajerial yang baik, sosok yang representatif.

Tapi setidaknya, pemilihan ketua tim pemenangan mencerminkan isu strategis dan target. Pemilihan Erick Thohir di kubu Jokowi-Ma’ruf Amin dan Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandi menggambarkan dengan jelas situasi dan fenomena apa yang sedang mereka butuhkan.

Erick Thohir dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses yang disiapkan untuk mengimbangi Sandiaga Uno, menambal sisi lemah Ma'ruf Amin pada segmen pemilih melenial, beliau tak perlu diragukan soal penguasaan masalah ekonomi dan penetrasi terhadap pemilih milenial.

Erick Thohir sosok yang cukup mudah terkoneksi dengan pemilih milenial, cukup kreatif dan confidence. Di sisi lain, pemilihan nama Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandi juga menggambarkan dengan jelas akan fokus pada isu strategis bidang keamanan nasional.

"Beliau juga mantan panglima TNI, jenderal tempur lapangan, paham soal strategi dan peta lapangan (mapping)," tambah Pangi.

Namun pemilihan dua nama ini masih menyisakan titik lemah, nama Erick Thohir memang sudah malang-melintang di dunia usaha namun masih terbilang baru dalam urusan politik praktis.

Politik tentu punya dunia dinamika sendiri yang berbeda secara diametral dengan dunia bisnis, sehingga ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Erick mengelola situasi ini.

Sementara itu, pemilihan nama Djoko Santoso juga punya beban tersendiri terutama di koalisi partai pendukung Prabowo-Sandi, sebab beliau merupakan Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.

Partai Gerindra harus bisa meyakinkan partai koalisi untuk menjelaskan situasi ini, dimana semua jabatan strategis mulai dari capres, cawapres, dan ketua tim pemenangan, semuanya disapu bersih kader Partai Gerindra. Dominasi Gerindra ini dikhawatirkan akan melemahkan loyalitas dan soliditas partai pengusung dalam memenangkan Prabowo-Sandi. Semoga, pilpres 2019 bertarung pada level gagasan, narasi, konten, literasi dan adu program.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×