Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Deputy Director Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia Edimon Ginting menyebut menurunnya kredit sebagai salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2014 meraih angka 5,7%.
"Bank sudah mengatakan kredit akan menurun tahun ini. Kalau bisa dibuat tetap stabil, kontribusi investasi bisa membaik," ujarnya di konferensi pers ADB Outlook 2014 di Hotel Intercontinental, Jakarta (1/4).
Edimon menyatakan, jika Indonesia ingin kembali meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 6%, maka ekspor harus ditingkatkan dan mitigasi risikonya harus diperbaiki. Angka 6% memang patut diperjuangkan mengingat jika pertumbuhan di bawah nilai tersebut, maka kemiskinan akan naik 10%.
Ekonom ADB Priasto Aji menyebut, pertumbuhan ekonomi yang baik juga harus menekankan pada pemerataan ekonomi. Salah satu cara mencapainya adalah dengan kebijakan fiskal yang mumpuni. "Sektor pendidikan dan kesehatan adalah contoh kebijakan fiskal yang baik untuk memperluas kesempatan semua orang menikmati pertumbuhan ekonomi," paparnya.
Priasto mencontohkan, di bidang pendidikan, jika anggarannya dinaikkan 1% saja dari Produk Domestik Bruto, maka bisa mengurangi koefisien gini sebesar 1,1 basis poin selama 1 dekade.
Pemerintah Indonesia diminta fokus alokasikan anggaran untuk belanja infrastruktur agar akses pasar bisa lebih baik, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. "ADB optimistis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 6% pada 2015," pungkas Priasto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News