Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Asian Development Bank (ADB) dalam paparan ADB Outlook 2014 memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menurun hingga 5,7% pada 2014 sebelum naik menjadi 6% di 2015.
"Prediksi ini mengasumsikan pemilu April dan Juni berlangsung lancar," papar Country Director ADB Adrian Ruthenberg di Hotel Intercontinental Midplaza, Jakarta (1/4).
Pertumbuhan investasi di tahun pemilu diprediksi akan sama dengan tahun lalu. ADB turut memperkirakan bahwa investasi akan membaik di 2015 jika pemerintahan baru mendorong kembali investasi di bidang infrastruktur.
Selain itu, menguatnya perdagangan dunia di tahun tersebut juga menjadi faktor pemicu membaiknya prospek investasi.
ADB mengapresiasi langkah pemerintah untuk memperlambat laju permintaan domestik, mendorong ekspor dan menahan impor seiring depresiasi rupiah.
Namun, Deputy Country Director ADB untuk Indonesia Edimon Ginting menilai, langkah tersebut hanya akan bertahan untuk satu atau dua tahun lamanya.
"Dalam jangka panjang, penguatan neraca berjalan memerlukan reformasi struktural untuk memacu produktivitas," ujarnya.
Edimon menyebut, salah satu bentuk reformasi struktural adalah mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM) secara bertahap dan mengalokasikan dana untuk infrastruktur, pendidikan, dan jaminan sosial.
Pemerintah juga harus didorong untuk memprioritaskan investasi swasta di sektor infrastruktur, terutama yang dapat berdampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi semimsal pembangunan akses di pedesaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News