Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memperkirakan tingkat inflasi di tahun ini tak akan masuk ke kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%.
Senior Country Economist ADB Henry Ma memperkirakan, tingkat inflasi Indonesia di akhir tahun ini hanya akan ada di level 1,7% yoy.
Tak hanya lebih rendah dari kisaran sasaran BI, perkiraan tingkat inflasi Indonesia ini juga lebih rendah dari perkiraan ADB sebelumnya yang sebesar 2,4% yoy.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International (CSIS) Indonesia Yose Rizal Damuri mengatakan, rendahnya inflasi pada tahun ini tak melulu soal daya beli masyarakat yang menurun.
Hal ini juga dipengaruhi oleh stabilnya harga pangan. “Salah satu komponen utama dalam inflasi Indonesia adalah harga pangan dan untungnya, Indonesia bisa menjaga harga pangan rendah,” ujar Yose, Rabu (22/9) dalam Asian Development Outlook 2021 Update.
Baca Juga: The Fed beri sinyal tapering off segera, suku bunga akan dinaikkan tahun depan
Yose bahkan menyebut, dalam dua bulan terakhir, harga pangan nampak menurun. Namun, ia menyarankan agar pemerintah tetap menjaga pasokan pangan selama pandemi, apalagi saat ini ada kebijakan pembatasan.
Sementara itu, kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, inflasi yang rendah pada tahun ini didorong oleh faktor pasokan pangan dan energi. Nah, masyarakat Indonesia ini masih kebanyakan masih fokus pada pengeluaran pangan.
Ia membeberkan, berdasarkan kajian Bank Mandiri pada Agustus 2021, ada 4 hal yang paling banyak dibelanjakan oleh orang Indonesia, pertama belanja di restoran dengan pangsa 20,4%, kemudian kebutuhan rumah tangga non pangan 14%, belanja kebutuhan di supermarket 13,5%, dan belanja produk kesehatan dengan porsi 11,9%.
Agak berbeda, Kepala ekonom BRI Danareksa Sekuritas Telisa Falianty mengatakan, rendahnya inflasi ini juga dipengaruhi oleh adanya tren belanja daring. Dari banyaknya platform belanja daring, masyarakat cenderung memilih harga yang lebih murah.
“Dengan adanya kegiatan perdagangan digital, makanya masyarakat bisa membandingkan harga antara platform digital. Ini memberikan kondisi asymmetric economy menjadi lebih rendah,” tandasnya.
Selanjutnya: Bank Mandiri proyeksi BI tetap pertahankan suku bunga acuan 3,5% hingga akhir 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News