kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ADB beri pinjaman ke Indonesia sebesar Rp 7,11 triliun untuk pemulihan akibat pandemi


Senin, 22 November 2021 / 11:42 WIB
ADB beri pinjaman ke Indonesia sebesar Rp 7,11 triliun untuk pemulihan akibat pandemi


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui untuk memberikan pinjaman berbasis kebijakan senilai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,11 triliun (kurs Rp14.220 per dolar AS).

Pinjaman tersebut untuk membantu Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menaikkan produktivitas tenaga kerja, serta melakukan reformasi di bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan perlindungan sosial.

“Program baru ini akan membantu meningkatkan pembangunan sumber daya manusia, yang merupakan inti dari strategi pemerintah Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dalam jangka panjang,” kata Direktur ADB bidang Pembangunan Manusia dan Sosial bagi Asia Tenggara Ayako Inagaki, dikutip pada Senin (22/11).

Baca Juga: Janji ADB Energi Hijau ke Indonesia, Hitung Cermat Supaya Tak Terjerembab

Selain itu, menurut Ayoko, program pinjaman ini juga untuk mendukung reformasi penting yang dapat membantu pemerintah untuk mencapai berbagai target kesehatan dan pendidikan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development Goal (SDG).

Hal tersebut seiring diperlukan tingkat pertumbuhan tahunan setidaknya 7% agar Indonesia mampu merealisasikan aspirasi menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045, sehingga angkatan kerja yang terampil sangat penting bagi transisi Indonesia menuju manufaktur teknologi tinggi dan ekspor bernilai tambah lebih tinggi.

Adapun, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia. Tercatat indeks modal manusia Indonesia naik menjadi 54% pada 2020 dari sebelumnya 50% pada 2010.

Pandemi Covid-19 pun berdampak negatif terhadap hasil pembelajaran. Hal ini akibat penutupan sekolah yang berkepanjangan, sehingga dalam jangka panjang berpengaruh bagi anak-anak yang masih kecil.




TERBARU

[X]
×