Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan posisi Indonesia masih diperhitungkan di dunia Internasional, khusus untuk perdamaian Suriah.
Ia bilang, Indonesia bersama Jepang dan India diundang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mewakili Asia menghadiri Konferensi Internasional tentang Suriah di Genewa, Swiss yang berlangsung kemarin, Rabu (22/1).
Dalam rangkat tersebut, melalui Akun Twitternya, Presiden SBY mengatakan Indonesia akan menyampaikan tiga usulan dalam konferensi tersebut. "Menlu Marty N. akan sampaikan usulan kita 1) Gencatan senjata; 2) Bantuan kemanusiaan; 3) Proses politik secara damai," ujar SBY seperti dikutip dari Twitternya, Kamis (23/1).
Ketua Umum Partai Demokrat ini mengatakan, saat ini, Posisi dan sikap Indonesia masih sama dengan yang disampaikannya kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon dan para pemimpin dunia lainnya beberapa waktu lalu. Menurut presiden, mereka pun merespons dengan baik sikap Indonesia tersebut.
Selain itu, SBY juga membeberkan, bahwa Indonesia akan siap mengirim Pasukan Pemelihara Perdamaian, seperti yang dikirim ke Libanon, jika di Suriah nantinya terjadi genjatan senjata. Indonesia menginginkan agar masyarakat suriah yang menjadi korban perang saudara tersebut bisa segera dibantu dan peperangan bisa berakhir.
"Kita ingin tragedi yg menimpa saudara-saudara kita rakyat Suriah, termasuk korban yg terus berjatuhan, segera berakhir," tulis SBY.
Sementara itu, Marty saat mendapat giliran berbicara pada Konferensi Internasional tentang Suriah itu di Montreux, Swiss, Rabu (22/1) mengatakan, penyelesaian masalah Suriah harus didasari penyelesaian politik yang komprehensif dan inklusif oleh rakyat Suriah sendiri.
“Harus dipastikan, jangan ada keterlibatan militer dalam penyelesaian persoalan di Suriah,” tegas Marty, seperti dikutip dari situs setkab. Untuk itu, kata Marty, masyarakat internasional harus bersatu untuk mendukung dan memfasilitasi upaya menuju penyelesaian politik itu.
Menlu berharap, segera dilakukannya penghentian kekerasan bersenjata di Suriah, karena hal ini menjadi kunci untuk menghentikan tragedi kemanusiaan dan penderitaan pihak-pihak yang menjadi korban dalam konflik di negara tersebut.
Pertemuan internasional yang difasilitasi PBB ini diikuti oleh 35 negara, dan dihadiri juga oleh pihak-pihak yang bertikai di Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Penerbitan obligasi melorot 33,71%
Yuk simak informasi penting hari ini!
Komoditas utama tertekan stimulus AS
- momsmoney.id | 22 Menit lalu
- momsmoney.id | 37 Menit lalu