kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ada refocusing, anggaran Ditjen Perhubungan Udara berkurang jadi Rp 7,54 triliun


Selasa, 06 April 2021 / 13:51 WIB
Ada refocusing, anggaran Ditjen Perhubungan Udara berkurang jadi Rp 7,54 triliun
ILUSTRASI. Ada refocusing, anggaran belanja Ditjen Perhubungan Udara berkurang menjadi Rp 7,54 triliun.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun ini berkurang setelah melakukan refocusing anggaran. Anggaran Ditjen Perhubungan Udara berkurang dari Rp 10,58 triliun menjadi tinggal Rp 7,54 triliun.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan, target refocusing anggaran Ditjen Perhubungan Udara tahun 2021 sebesar Rp 3,03 triliun yang bersumber dari belanja non operasional sumber dana rupiah murni.

"Pagu awal Rp 10,8 triliun berkurang Rp 3,03 triliun menjadi sebesar Rp 7,54 triliun," jelas Novie saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI pada Selasa (6/4).

Baca Juga: Terkena realokasi dan penghematan anggaran 2021, Kemenhub akan maksimalkan LPI

Novie merinci, berdasarkan jenis belanja, refocusing pada belanja barang berkurang Rp 498 miliar menjadi Rp 2,7 triliun dari anggaran sebelumnya Rp 3,24 triliun. Kemudian belanja modal pagu semula Rp 6,49 triliun berkurang Rp 2,54 triliun menjadi Rp 3,95 triliun, sedangkan untuk belanja pegawai tidak mengalami refocusing.

Lantaran adanya refocusing tersebut, Novie menyebut, terdapat beberapa pembangunan infrastruktur di sektor udara yang terdampak. Diantaranya, pengadaan fasilitas pelayanan darurat penerbangan yang semula 5 lokasi menjadi 4 lokasi.

Kemudian peningkatan kapasitas dan perbaikan permukaan runway dari 43 lokasi menjadi 28 lokasi. Terakhir pembangunan dan pengembangan terminal bandar udara dari mulanya 16 lokasi menjadi 10 lokasi.

Lebih lanjut, kegiatan pembangunan infrastruktur konektivitas udara di 87 lokasi diantaranya pembangunan bandara baru, pengembangan dan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana transportasi udara di 173 satuan kerja (satker) dari semula Rp 3,36 triliun menjadi Rp 2,37 triliun.

Kegiatan pembangunan infrastruktur konektivitas udara tersebut mengalami penyesuaian volume prioritas nasional dan pentahapan pekerjaan dari single year contract (SYC) tahun 2021 menjadi multi years contract (MYC) 2021/2022.

"Semula Rp 3,36 triliun menjadi Rp 2,37 triliun, total alokasi prioritas nasional dari semula Rp 3,97 triliun menjadi Rp 2,98 triliun," kata Novie.

Selanjutnya: Fokus PEN 2021 menanggulangi pandemi dan mengerek ekonomi nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×