kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada PPKM, ekonom ini prediksi surplus neraca dagang bulan Juli bakal naik


Sabtu, 14 Agustus 2021 / 07:15 WIB
Ada PPKM, ekonom ini prediksi surplus neraca dagang bulan Juli bakal naik


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memperkirakan neraca perdagangan pada Juli 2021 akan melonjak menjadi US$ 2,89 miliar, lebih tinggi dari surplus perdagangan Juni 2021 sebesar US$ 1,32 miliar.  

“Tingginya angka tersebut sebagian besar disebabkan karena melemahnya permintaan domestik di tengah pemberlakuan PPKM Darurat, sehingga menurunkan permintaan barang impor. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data perdagangan Indonesia Juli 2021 pada 16-21 Agustus,” kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada Kontan.co.id, Jumat (13/8).

Menurut Faisal, pemulihan ekonomi global dan harga komoditas yang lebih tinggi akan terus mendukung ekspor, sementara saat PPKM Darurat malah akan membatasi impor. Faisal memperkirakan ekspor Indonesia pada Juli 2021 akan meningkat sebesar 42,01% yoy atau 4,94% mom dari  54,46% yoy atau 9,52% mom pada Juni 2021.

Baca Juga: Cadangan devisa Juli 2021 naik, berikut komponen pendukungnya

Pada Juli 2021, Purchasing Managers' Index atau PMI manufaktur mitra dagang utama Indonesia, yaitu China, Amerika Serikat dan Jepang diperkirakan masih berada di zona ekspansi indeks lebih dari 50. Selain itu Indeks Baltic Dry juga dinilai akan masih kuat. Mengingat harga komoditas ekspor utama Indonesia Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara terpantau naik pada Juli 2021.

Sementara itu, Faisal memperkirakan impor Indonesia pada Juli 2021 akan tumbuh sebesar 58,32% yoy dari 60,12% yoy pada Juni 2021. Akan tetapi, secara bulanan, impor akan terlihat menurun sebesar -3,78% mom dari 21,03% mom pada Juni 2021.

Hal ini dikarenakan lonjakan kasus Covid-19 yang menyebabkan penerapan PPKM Darurat membatasi mobilitas, sehingga melemahkan permintaan domestik.

Sehingga, PMI manufaktur Indonesia akan turun ke 40,1 atau zona kontraksi, indeks lebih dari 50 pada Juli 2021. Faisal bilang salah satu hal yang berpotensi akan menahan penurunan impor adalah kenaikan harga minyak.

Baca Juga: Sri Mulyani sebut program keringanan utang adalah simpati pemerintah akibat pandemi

Untuk itu, Faisal mengharapkan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) akan melebar secara terkendali pada tahun 2021. Selain itu dia juga mengharapkan PPKM Darurat atau PPKM Level 3–4 dapat dilonggarkan pada bulan terakhir di kuartal III 2021, sehingga akan meningkatkan permintaan domestik sampai tingkat tertentu.

“Saya melihat bahwa rangkaian surplus neraca perdagangan cenderung menyusut menjelang akhir tahun 2021. Secara keseluruhan, kami memperkirakan CAD 2021 berada di sekitar -1,06% dari PDB. Ini melebar dari angka tahun lalu -0,41% dari PDB,” pungkasnya. 

Selanjutnya: Stimulus membludak, dunia usaha butuh dorongan permintaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×