kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Perbedaan Awal Puasa Ramadan, MUI: Mari Jaga Persatuan, Ukhuwah Islamiyah


Senin, 11 Maret 2024 / 13:37 WIB
Ada Perbedaan Awal Puasa Ramadan, MUI: Mari Jaga Persatuan, Ukhuwah Islamiyah
ILUSTRASI. Pemerintah, melalui mekanisme Sidang Isbat, menetapkan awal Ramadan 1445 H bertepatan 12 Maret 2024.. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah, melalui mekanisme Sidang Isbat, menetapkan awal Ramadan 1445 H bertepatan 12 Maret 2024. Sebagian umat Islam, ada yang mengawali puasa pada 11 Maret, bahkan ada yang lebih awal lagi.

Hal ini direspons secara kompak oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, dan Ketua MUI KH Abdullah Jaidi. Ketiganya sama-sama berpesan untuk menghormati perbedaan.

"Ada perbedaan itu lumrah. Tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai toleranai sehingga tercipta suasana kondusif," pesan Gus Men Yaqut dalam konferensi pers Hasil Sidang Isbat Awal Ramadan 1445 H di Jakarta, Minggu (10/3/2024).

Hal senada disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Jaidi. Dia bersyukur sudah ada kesepakatan awal Ramadan 1445 H jatuh bertepatan 12 Maret 2024. Sehubungan ada sebagian umat yang mulai puasa pada 11 Maret, KH Abdullah Jaidi juga mengajak untuk saling menghormati perbedaan.

Baca Juga: Menag Berharap Ramadan Jadi Momentum Bersatu Usai Pemilu

"Maka kita harus saling menghormati antara satu dengan yang lain, tidak perlu membesar-besarkan," tuturnya.

"Mari menjaga persatuan, ukhuwah Islamiyah, ukhuwwah insaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Setelah pemilu mari tetap bersatu mengayunkan langkah menuju Indonesia emas," sambungnya.

Sementara Ketua Komisi VIII Ashabul Kahfi, dia menilai sidang Isbat sebagai momen penting menentukan bersama awal Ramadan. Sidang Isbat juga menjadi momen untuk memperhatikan perbedaan dengan tetap menjaga persatuan.

"Kami menghormati semua pandangan. Kami berharap Sidang Isbat mencapai kesepakatan harmonis dan memberi kepastian umat Islam memulai ibadah puasa," jelasnya.

Ashabul Kahfi berpesan untuk menghargai keragaman. Hal itu menurutnya menunjukkan kekayaan dan dinamika pemahaman terhadap ilmu falak dan metode hisab. Perbedaan hal wajar dan tidak seharusnya mengurangi persaudaraan.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan pada 12 Maret 2024, Menag: Junjung Tinggi Toleransi

"Kami menghargai komitmen pemerintah untuk memastikan proses penentuan awal Ramadan dilakukan dengan cara yang transparan akuntabel dan ilmiah. Kami juga menghargai diskusi dan konsultasi yang telah dilakukan dengan berbagai pihak untuk memperoleh pandangan yang luas dan konstruktif," sebut politisi PAN ini.

"Mari kita ingat bahwa Ramadan bukan hanya tentang menentukan tanggal tapi lebih dari itu, mempersiapkan diri di bulan penuh berkah. Kami mengajak semua pihak terus berdiskusi demi mencapai pemahaman bersama ," tandasnya.

 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×