Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Termasuk di dalamnya, sektor pariwisata ramah muslim (PRM).
Bank Indonesia (BI) mencatat, pada tahun 2020, sektor PRM terkontraksi 12,53% yoy. Bahkan, memberikan kontribusi terbesar terhadap kontraksi sektor prioritas rantai nilai halal atau halal value chain (HVC).
“Dalam lima tahun terakhir, pada tahun 2020, untuk pertama kalinya sektor PRM mengalami pertumbuhan negatif,” sebut BI dalam Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (LEKSI) 2020.
Baca Juga: Lagi, Gubernur BI minta perbankan segera turunkan suku bunga kredit
Semua subsektor dalam sektor PRM mengalami kontraksi pada periode 2020. Tiga subsektor yang mengalami kontraksi terdalam adalah angkutan udara, angkutan rel, dan penyediaan akomodasi.
Terperinci, angkutan udara mencatat pertumbuhan minus 53,01% yoy. Angkutan udara merupakan subsektor yang memberi kontribusi terbesar pada kontraksi sektor PRM, yaitu sebesar 5,18%.
Disusul dengan angkutan rel yang mengalami pertumbuhan minus 42,34% yoy dan penyediaan akomodasi yang tumbuh minus 24,40% yoy.
Subsektor penyediaan makan minum dan subsektor penyediaan akomodasi memberikan kontribusi terhadpa kontraksi sektor PRM pada tahun 2020 masing-masing sebesar 2,53% dan 2,13%.
Selanjutnya: Menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN berkomitmen dorong pemulihan ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News