kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   -895,55   -100.00%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Momen Ramadan, Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Diproyeksi Capai 5,1%


Rabu, 10 April 2024 / 16:59 WIB
Ada Momen Ramadan, Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Diproyeksi Capai 5,1%
ILUSTRASI. Pengunjung?memilih produk makanan ringan?pada sebuah gerai ritel modern di Jakarta, Jumat (31/3/2023). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 diperkirakan tumbuh di kisaran 5% hingga 5,1%.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 diperkirakan tumbuh di kisaran 5% hingga 5,1%. Pertumbuhan ini salah satunya didorong oleh adanya momentum Ramadan.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menghitung, dampak Ramadan dan Lebaran kepada pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 0,14 - 0,25 poin persentase (ppt).

“Jadi kami masih lihat pada 1Q24 ekonomi Indonesia cukup berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5% – 5,1%,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/4).

Baca Juga: Ketidakpastian Meningkat, Fitch Pangkas Prospek Peringkat Surat Utang China

Ia menyebut, beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah meningkatnya belanja pemerintah terutama terkait bansos dan pelaksanaan pemilu. Ini terbukti dari realisasi belanja negara sampai dengan 15 Maret 2024 naik 18,1% year on year (yoy).

Di samping itu juga didorong adanya low-base effect dari kuartal I-2023 karena periode terlama Ramadan bergeser dari April pada tahun lalu yakni pada (kuartal II), menjadi Maret pada tahun ini (kuartal 1).

Meski begitu, memang adanya momen ramadan ini inflasi dalam dalam tren meningkat juga karena kenaikan harga pangan dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2024 karena dapat mengganggu daya beli masyarakat.

“Namun faktor THR, bonus, serta kenaikan gaji dapat menahan penurunan daya beli akibat inflasi terutama bagi golongan middle income,” ujarnya.

Baca Juga: Ekonomi Pulih, Pebisnis Bioskop Bakal Terus Menambah Layar Baru

Maka dari itu, ia menyarankan agar pemerintah mulai mendesain kebijakan untuk membantu daya beli kelas menengah dan segera dapat menurunkan inflasi pangan.

Karena lanjutnya, jika tidak dilakukan maka kemungkinan momentum Ramadan dan Lebaran di mana tidak hanya primer, melainkan konsumsi sekunder dan tersier akan naik, bisa menjadi terganggu karena faktor inflasi pangan.

“Kami melihat tantangan ekonomi pada periode Ramadan adalah pengendalian inflasi pangan di tengah supply yang terganggu karena El Nino, cuaca ekstrim, dan terganggunya jalur distribusi, namun demand yang meningkat secara musiman,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×