Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memperkirakan ada perlambatan tingkat inflasi secara bulanan pada periode Idul Fitri 2023, bila dibandingkan dengan Idul Fitri 2022.
Idul Fitri 2023 jatuh pada bulan April 2023. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, inflasi April 2023 sebesar 0,34% secara bulanan.
Ini lebih rendah dari tingkat inflasi pada April 2022 yang pada waktu itu mencapai 0,95% secara bulanan.
Josua mengungkapkan, perlambatan inflasi pada Idul Fitri tahun ini murni karena faktor basis tinggi pada tahun lalu.
Baca Juga: Ekonom Perkirakan Inflasi pada April 2023 Akan Capai 0,22% Secara Bulanan
"Ini murni karena faktor tinggi, bukan karena adanya perlambatan permintaan sehingga inflasi melandai. Bukan," terang Josua kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Meski melambat dibandingkan inflasi bulanan pada periode tahun lalu, tetapi inflasi bulanan pada bulan April 2023 diyakini meningkat dari inflasi pada Maret 2023 yang sebesar 0,18% secara bulanan.
Kata Josua, inflasi bulan lalu didorong oleh inflasi kelompok inti dan kelompok harga diatur pemerintah (administered prices).
Ia merinci, inflasi kelompok inti diperkirakan meningkat terkait dengan mobilitas masyarakat pada saat mudik.
"Mudik akan mendorong peningkatan belanja bahkan di non makanan dan minuman. Misalnya, untuk restoran dan hotel," terangnya.
Sedangkan untuk inflasi administered price didorong oleh kenaikan biaya transportasi udara, juga transportasi darat antarkota antarprovinsi.
Dari sisi kelompok pangan bergejolak (volatile food), Josua melihat ada perlambatan inflasi. Ini seiring dengan beberapa harga pangan yang menurun seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, juga gula.
Baca Juga: Indeks Keyakinan Industri (IKI) Turun di April 2023, Ini Kata Kemenperin
Namun, ia tak menampik hari raya Idul Fitri akan membawa dampak pada peningkatan inflasi pangan bergejolak.
Lebih lanjut, secara tahunan ia memperkirakan inflasi April 2023 berada di level 4,33% secara tahunan.
Ini berarti, makin dekat asa otoritas dalam membawa inflasi kembali ke kisaran sasaran 2%-4%, setelah melambung akibat berbagai peristiwal pada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News