kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Johnson & Johnson, ini perbandingan efikasi & efek samping vaksin Covid-19


Senin, 13 September 2021 / 15:35 WIB
Ada Johnson & Johnson, ini perbandingan efikasi & efek samping vaksin Covid-19


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Ada delapan macam vaksin yang sudah mendapat izin penggunaan darurat di Indonesia. Terbaru, BPOM memberi izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 buatan Johnson & Johnson. Lalu bagaimana perbandingan efikasi dan efek samping vaksin Johnson & Johnson dengan vaksin Covid-19 lainnya?

Seperti diketahui, Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin tahap ke-57 dengan jenis vaksin Johnson & Johnson, pada Sabtu (11/9/2021). Jika dihitung dari kedatangan vaksin pertama Covid-19 pada Desember 2020, Indonesia sudah memiliki total lebih dari 232 juta dosis vaksin baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin dosis jadi.

“Indonesia untuk pertama kalinya menerima vaksin Johnson & Johnson berjumlah 500 ribu dosis,” kata Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono pada konferensi pers secara virtual, Sabtu (11/9/2021).

Berikut macam-macam vaksin Covid-19 yang sudah mendapat izin penggunaan darurat di Indonesia beserta efikasi dan efek sampingnya:

1. Vaksin Covid-19 buatan Sinovac

Vaksin CoronaVac produksi Sinovac adalah vaksin Covid-19 pertama yang mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) pada 11 Januari 2021. Berdasarkan siaran pers Badan POM, 11 Januari 2021, hasil analisis uji klinik menunjukkan efikasi vaksin CoronaVac di Bandung sebesar 65,3 persen.

Sementara, pada uji klinik fase 3 di Bandung, data imunogenisitas vaksin Covid-19 CoronaVac dari Sinovac juga menunjukkan hasil yang baik. Jumlah subjek yang memiliki antibodi untuk melawan virus tersebut yaitu 99,74 persen setelah 14 hari penyuntikan dan 99,23 persen setelah 3 bulan.

Dari studi klinik fase 3 vaksin Covid-19 CoronaVac dari Sinovac di Indonesia, Turki dan Brazil selama 3 bulan setelah penyuntikan dosis yang ke 2 menunjukkan vaksin Sinovac aman dan tidak menyebabkan efek samping berat.

Efek samping vaksin Covid-19 CoronaVac dari Sinovac hanya bersifat ringan berupa nyeri, iritasi dan sedang berupa pembengkakan sistemik, nyeri otot, demam dan gangguan sakit kepala. Badan POM mengatakan, efek samping tersebut vaksin Covid-19 CoronaVac dari Sinovac tidak berbahaya dan dapat pulih kembali.

Baca juga:Penyuntikan vaksin Moderna dan Pfizer tak perlu lagi surat rekomendasi, ini lokasinya

2. Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Badan POM menerbitkan EUA untuk vaksin Covid-19 AstraZeneca pada 22 Februari 2021. Mengutip siaran pers Badan POM, 9 Maret 2021, AstraZeneca merupakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Oxford University bekerja sama dengan AstraZeneca menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (ChAdOx 1).

Vaksin Covid-19 AstraZeneca menunjukkan efikasi sebesar 62,10 persen dengan dua dosis standard yang dihitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua hingga pemantauan sekitar dua bulan. Hasil ini sesuai dengan persyaratan efikasi untuk penerimaan emergensi yang ditetapkan oleh WHO, yaitu minimal efikasi 50 persen.

Efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca hanya menunjukkan gejala ringan seperti demam, sakit kepala, nyeri dll.

3. Vaksin Covid-19 Sinopharm

Badan POM memberikan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sinopharm produksi Beijing Bio-Institute Biological Product Co pada 29 April 2021, dengan nomor EUA2159000143A2 untuk vaksin dengan kemasan 1 vial berisi 0,5 ml (1 dosis) vaksin. Vaksin Covid-19 Sinopharm telah menjalani uji klinik fase 3 di Uni Emirat Arab dan beberapa negara lainnya dengan 42.000 subjek uji.

Hasilnya, vaksin Covid-19 Sinopharm tersebut menunjukkan efikasi sebesar 78,02 persen. Sementara pengukuran imunogenisitas vaksin Covid-19 Sinopharm setelah 14 hari penyuntikan dosis kedua adalah 99,52 persen pada orang dewasa dan 100 persen pada lansia.

Secara umum keamanan vaksin vaksin Covid-19 Sinopharm dapat ditoleransi dengan baik dan frekuensi kejadian masing-masing efek samping tersebut adalah 0,01 persen (kategori sangat jarang).

Baca juga: Hasil penelitian, risiko kematian naik 11 kali jika tidak disuntik vaksin Covid-19

4. vaksin Covid-19 Moderna

Pada 1 Juli 2021, Badan POM telah menerbitkan EUA untuk vaksin yang diperoleh melalui COVAX facility yang merupakan jalur multilateral dan diproduksi oleh Moderna TX., Inc Amerika Serikat. Berdasarkan data uji klinik fase 3 pada 21 November 2020, efikasi vaksin Covid-19 Moderna adalah sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga di bawah 65 tahun.

Sedangkan efikasi vaksin Covid-19 Moderna pada kelompok usia 65 tahun ke atas sebesar 86,4 persen. Hasil tersebut diperoleh melalui pengamatan mulai hari ke-14 setelah penyuntikan kedua.

Adapun vaksin Covid-19 Moderna memerlukan sarana penyimpanan pada suhu -20 derajat Celcius. Efek samping vaksin Covid-19 Moderna sama dengan vaksin Covid-19 lainnya. Namun, beberapa orang mengalami efek samping yang lebih berat setelah suntik vaksin Covid-19 Moderna.

Meski demikian, Kementerian Kesehatan memastikan, efek samping vaksin Covid-19 Moderna maupun vaksin lainnnya bisa berbeda-beda di setiap orang. Yang jelas, meski menimbulkan efek samping, vaksin Covid-19 Moderna aman digunakan.

5. Vaksin Covid-19 Pfizer

Pada 14 Juli 2021, Badan POM telah menerbitkan EUA untuk satu jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan dengan platform mRNA, yaitu Vaksin Comirnaty yang diproduksi oleh Pfizer and BioNTech. Berdasarkan data uji klinik fase 3, efikasi vaksin Covid-19 Pfizer pada usia 16 tahun ke atas menunjukan keberhasilan sebanyak 95,5 persen.

Sementara, efikasi vaksin Covid-19 Pfizer pada remaja usia 12-15 tahun sebesar 100 persen. Data imunogenisitas juga menunjukkan pemberian 2 dosis vaksin Comirnaty dalam selang 3 minggu menghasilkan respons imun yang baik. Sebagaimana vaksin dengan platform mRNA yang memiliki spesifikasi penyimpanan khusus dengan menggunakan ultra low temperature yakni pada suhu -90 sampai -60 derajat Celcius.

Adapun reaksi atau efek samping yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin Pfizer ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi, dan demam.

6. Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson atau Janssen

Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson telah memperoleh izin penggunaan darurat atau EUA dari Badan POM pada 7 September 2021. Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson ini akan dipakai untuk masyarakat umum yang berusia 18 tahun ke atas dengan dosis tunggal sebanyak 0,5 ml.

Adapun pengiriman vaksin Johnson & Johnson merupakan hasil kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Belanda. Berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi vaksin Covid-19 Johnson & Johnson adalah sebesar 67,2 persen untuk semua gejala dan efikasi 66,1 persen untuk mencegah gejala sedang hingga berat pada subjek di atas 18 tahun.

7. Vaksin Covid-19 CanSino

Selain Johnson & Johnson, pada 7 September 2021 Badan POM juga memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Convidecia dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. PT Bio Farma memegang izin EUA yang akan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin ini di Indonesia.

Efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari pemberian vaksin Covid-19 CanSino menunjukkan reaksi ringan hingga sedang. Reaksi / efek samping lokal yang umum terjadi pasca suntik vaksin Covid-19 CanSino antara lain nyeri, kemerahan, dan pembengkakan, serta KIPI sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah (fatique), nyeri otot (myalgia), mengantuk, mual (nausea), muntah, demam (pyrexia), dan diare.

Vaksin Covid-19 CanSino memiliki efikasi vaksin untuk semua gejala sebesar 65,3 persen dan untuk perlindungan terhadap gejala berat adalah 90,1 persen.

8. Vaksin Covid-19 Sputnik-V

Vaksin Covid-19 Sputnik-V merupakan vaksin virus corona yang dikembangkan Rusia, Sputnik V diragukan ilmuwan Barat, terkait data keamanan vaksin yang dikembangkan untuk mencegah Covid-19.

Namun Badan POM telah memberikan persetujuan terhadap satu produk vaksin terbaru, yaitu Sputnik-V yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Russia.

Vaksin Covid-19 Sputnik-V ini diperuntukkan orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin diberikan secara injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk 2 (dua) kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu.

Vaksin Covid-19 Sputnik-V ini termasuk dalam kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu khusus, yaitu pada suhu -20 hingga 2 derajat Celcius. Sementara, untuk efikasinya, dari data uji klinik fase 3 menunjukkan vaksin Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6 persen dengan rentang confidence interval 85,6-95,2 persen.

Dari macam-macam vaksin Covid-19 di agtas, sejauh ini pemerintah Indonesia telah menggunakan hampir semua vaksin di atas kecuali Sputnik-V. Penggunaan macam-macam vaksin Covid-19 di atas turut mendukung pengendalian virus corona di Indonesia.

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Minggju (12/9) ada tambahan 3.779 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.167.511 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 9,401 orang sehingga menjadi sebanyak 3.918.753 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 188 orang menjadi sebanyak 138.889 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 109.869 kasus. Jumlah ini turun 5.810 kasus dari sehari sebelumnya.

Itulah macam-macam vaksin Covid-19 yang sudah mendapat izin penggunaan darurat di Indonesia. Segera dapatkan vaksin Covid-19 di layanan kesehatan terdekat Anda.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Daftar Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia dan Efikasinya",

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun


Penulis : Rosy Dewi Arianti Saptoyo
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Selanjutnya: Bertambah lagi, ini 8 macam vaksin Covid-19 yang dapat izin BPOM, kenali efek samping

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×