Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, pemerintah sudah menyiapkan dua opsi untuk menempatkan guru di Sekolah Rakyat.
Melansir Infopublik.id, menurut Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, guru-guru tersebut dapat berasal dari penugasan ASN (Aparatur Sipil Negara) atau guru yang telah memiliki sertifikat pendidikan profesi.
"Dua opsi ini masih dalam tahap penyempurnaan," kata Gus Ipul melalui keterangan resmi, Senin (24/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa perencanaan rekrutmen guru dan kurikulum Sekolah Rakyat sudah mencapai tahap final, dengan Satgas yang dipimpin Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.
Gus Ipul menegaskan bahwa tata kelola Sekolah Rakyat tidak akan berbeda dengan sekolah umum lainnya.
"Pengelolaannya akan melibatkan kolaborasi antar-kementerian sehingga tidak ada kesenjangan," ujarnya.
Baca Juga: Mendagri : 184 Daerah Mengajukan Usul Pembangunan Sekolah Rakyat
Saat ini, 53 Sekolah Rakyat telah dipastikan siap beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026. Sementara itu, 82 sekolah lainnya masih dalam tahap asesmen bangunan dan lahan.
Pemerintah telah menerima 200 usulan titik bangunan atau lahan kosong dari pemerintah daerah (pemda) untuk pembangunan Sekolah Rakyat.
Gus Ipul menyatakan bahwa pembangunan tidak hanya mengandalkan APBN, tetapi juga melibatkan sektor swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana.
"Kami masih menghitung anggaran yang dibutuhkan, disesuaikan dengan biaya operasional per orang," jelasnya.
Tonton: Pemerintah Matangkan Program Sekolah Rakyat, Apa Itu? Ini Penjelasan Kemensos
Gus Ipul menambahkan bahwa kebutuhan anggaran akan berbeda di setiap wilayah, tergantung pada jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA) dan indeks daerah.
Dengan persiapan yang matang, Sekolah Rakyat diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang merata dan berkualitas bagi masyarakat. Program ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam meningkatkan pendidikan inklusif di Indonesia.
"Setiap daerah memiliki perhitungan berbeda karena kebutuhan SD, SMP, dan SMA tidak sama," pungkasnya.
Selanjutnya: Daya Beli Melemah dan Subsidi Telat, Penyaluran KPR Lesu di Awal Tahun
Menarik Dibaca: 4 Tempat Melukat Populer dan Ikonik di Bali Ini Wajib Dikunjungi Sebelum Nyepi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News