kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aburizal Bakrie tak mau turun kelas jadi cawapres


Minggu, 13 April 2014 / 11:59 WIB
Aburizal Bakrie tak mau turun kelas jadi cawapres
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo mengunjungi Pasar Badung, Bali, Kamis, 17 November 2022 untuk meninjau harga dan ketersediaan bahan pangan di pasar.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menyatakan, sejauh ini partainya masih tetap mencalonkan ketua umum partai itu, Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden (capres). Ical tidak mau turun kelas menjadi calon wakil presiden (cawapres).

"Selama ini kan Ical selalu memposisikan dia adalah capres Golkar, bukan cawapres. Konsisten dengan ucapan Ical. Tentu menjadi aneh kalau dia kemudian tiba-tiba jadi cawapres," ujar Akbar di Jakarta, Sabtu (12/4) kemarin.

Ia mengatakan, kalau pun Ical rela menjadi cawapres bagi capres dari partai lain, hal itu akan menimbulkan pertanyaan di internal Partai Golkar. Menurutnya, tidak semua kader Golkar setuju Ical turun target menjadi cawapres.

"Tentu dipertanyakan alasan-alasannya dan tentu akan ada impilikasi-implikasi ke dalam internal Partai Golkar," sambung Akbar.

Meski demikian, kata Akbar, Partai Golkar akan membahas kembali rencana pencalonan Ical untuk maju sebagai capres pada 9 Juli 2014 mendatang. Sebab, berdasarkan hasil penghitungan cepat perolehan suara Pemilu Legislatif 9 April lalu, Partai Golkar hanya mengantongi suara 15,01%.

Dia mengatakan, internal Partai Golkar akan membahas apakah pencalonan Ical akan dilanjutkan atau tidak. Jika dilanjutkan, kata Akbar, artinya partai berlambang pohon beringin itu harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengumpulkan 20% kursi di DPR atau 25% suara nasional sebagai syarat pencalonan pasangan capres dan cawapres.

"Kalau berkoalisi kan kita harus dengar suara, saran dari partai kita ajak berkoalisi," tuturnya.

Berikut hasil hitung cepat pemilu legislatif oleh Litbang Kompas dengan prosentase suara masuk 99%:
1. PDI Perjuangan: 19,24%
2. Partai Golkar: 15,01%
3. Partai Gerindra: 11,77%
4. Partai Demokrat: 9,43%
5. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 9,12%
6. Partai Amanat Nasional (PAN): 7,51%
7. Partai Nasdem: 6,71%
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS): 6,99%
9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 6,68%
10. Partai Hanura: 5,1%
11. Partai Bulan Bintang (PBB): 1,5%
12. Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Indonesia: 0,95%.

(Deytri Robekka Aritonang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×