Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sebanyak enam investor, Rabu (17/5) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Usaha Pengelola (BUP) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Lima investor mengutarakan minat untuk membangun hotel sekaligus fasilitasnya di KEK Mandalika, Nusantara Tenggara Barat. Dan satu investor berencana membangun pabrik ekstrak protein serangga untuk pakan ternak di Sei Mangkei, Sumatera Utara.
Lima investor tersebut, yakni PT Metro Lestari Utama dengan investasi Rp 250 miliar, Sky Wealth perusahaan asal Malaysia dengan investasi Rp 450 miliar. Keduanya akan membangun hotel bintang lima beserta fasilitas dan infrastrukturnya.
Lalu, PT Bangun Megatama Wisata Mahadewi, serta PT Alam Hijau Permai melalui penyertaan modal pada Hotel Pullman. Dan yang terakhir, Jeju Olle Foundation Investor Korea yang berencana membangun Olle Walking Trail. Pengembangan wisata tersebut dipimpin oleh PT Pengembangan Pariwisata lndonesia (Indonesia Tourism Development Corporation/lTDC).
ITDC adalah BUMN yang bergerak di bidang pariwisata. Total investasi dari kelima investor tersebut, diperkirakan mencapai Rp 6 triliun. Lima tahun ke depan, KEK pariwisata Mandalika diproyeksi akan menyediakan lapangan kerja baru untuk sekitar 5.000 pekerja.
"Ada sekitar 1.500 kamar hotel yang akan delivery tahun 2019. Dan satu investor telah membangun fasilitas pengolahan air laut dengan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)," ungkap Abdulbar Mansoer, Dirut ITDC di Kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (17/5).
Industri kreatif masyarakat menurut Abdulbar, juga akan tumbuh pesat, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan suplai bahan-bahan yang diperlukan untuk operasional properti. Rencananya, investasi di sektor properti tersebut akan berdiri di lahan kawasan seluas 1.175 hektare (ha).
Selanjutnya, satu investor yang berkedudukan di Hongkong, PT Alternatif Protein Indonesia (API) akan membangun pabrik ekstrak protein serangga untuk bahan baku pakan ternak. API akan mengembangkan Insect Bio Reactor (IBR) bekerjasama dengan PTPN III. Investasi perdana yang akan digelontorkan senilai US$ 500 juta.
"Kami tertarik dengan Indonesia, karena di sini saya lihat banyak sekali limbah pertanian. Salah satu yang terbanyak adalah limbah kernel kelapa sawit," ujar David Carew, Managing Director PT Alternative Energy Investments (AEI), Ltd, Induk PT API.
Ia memprediksi, dalam lima tahun ke depan, investasi PT API dapat meningkat menjadi US$ 4 miliar. "Sangat mungkin, karena saya tau, kebutuhan pakan ternak di Indonesia sangat besar. Selama ini, banyak biaya terbuang untuk mengimpor bahan baku pakan ternak," terang David.
Direktur Utama Holding Perkebunan PTPN III, Dasuki Amsir mengatakan, dari 25 IBR, di Sei Mangkei akan dibangun lima di atas lahan 51 hektare dengan kebutuhan tandan kosong kelapa sawit kurang lebih 572 ribu ton per tahun, dan Palm Kernel Meal (PKM) kurang lebih 300 ribu ton per tahun.
Ia menyebutkan, groundbreaking IBR oleh PT API ditargetkan pada Juli 2017 dan ditargetkan beroperasi pada Februari 2019.
"Itu development industri baru di Indonesia, marketing-nya bisa untuk global dan Indonesia, karena dia menyalurkan protein dari pengembangbiakan," kata Dasuki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News