kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.095   -1,18   -0,02%
  • KOMPAS100 1.061   -0,86   -0,08%
  • LQ45 835   -0,85   -0,10%
  • ISSI 215   0,18   0,08%
  • IDX30 426   -0,96   -0,23%
  • IDXHIDIV20 514   0,43   0,08%
  • IDX80 121   -0,27   -0,22%
  • IDXV30 125   -0,37   -0,30%
  • IDXQ30 142   -0,05   -0,04%

127 tewas & 1,1 juta jiwa mengungsi akibat bencana


Selasa, 28 Januari 2014 / 17:27 WIB
127 tewas & 1,1 juta jiwa mengungsi akibat bencana
ILUSTRASI. Warga memlih makanan dan minuman saat berbelanja di Pasar Swalayan di Bandung, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/ama.


Reporter: Yudho Winarto, Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Cuaca buruk yang terjadi sepanjang Januari ini, tak hanya mengakibatkan kerugian materi, namun juga mengakibatkan banyaknya korban meninggal.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengungkapkan dari hasil data sementara yang dihimpun, telah terjadi 182 kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung.

Dampaknya 137 orang tewas, 1,1 juta jiwa mengungsi dan menderita, 1.234 rumah rusak berat, 273 rumah rusak sedang, 2.586 rumah rusak sedang, dan kerusakan infrastruktur, lahan pertanian dan lainnya. “Sebagian besar korban tewas akibat longsor seperti di Kudus, Manado, Kota Tomohon, Jombang dan sebagainya,”  kata Sutopo dalam keterangannya Selasa (28/1).

Selain itu, dampak terhadap ekonomi juga besar. Data sementara kerugian dan kerusakan akibat bencana banjir bandang di Sulut Rp 1,87 triliun, banjir Jakarta dan Pantura akan mencapai puluhan triliun, dan lainnya.

Menurut BNPB trend bencana hidrometeorologi di Indonesia terus meningkat. Faktor antropogenik atau akibat ulah manusia dan degradasi lingkungan lebih dominan dibandingkan faktor alam yang menyebabkan banjir dan longsor.

"Rata-rata kerugian dan kerusakan bencana di Indonesia sekitar Rp 30 triliun," ujarnya.

Ini di luar bencana-bencana yang besar. Sementara itu anggaran untuk penanggulangan bencana masih sangat kecil. Terlebih lagi alokasi anggaran untuk BPBD masih sangat kecil dibandingkan dengan APBD.

Misalnya, di BPBD DKI Jakarta anggaran 2014 hanya Rp 18 miliar dari APBD DKI Jakarta yang Rp 72 triliun. Di BPBD Fak-Fak Barat Sumut, alokasinya hanya Rp 400 juta dari APBD sekitar Rp 700 miliar. Rata-rata nasional alokasi BPBD hanya lebih kecil dari 0,1% dari APBD. "Tentu ini berpengaruh pada penanggulangan bencana di daerahnya," paparnya.

Padahal kata dia, ancaman banjir dan longsor akan terus berlanjut hingga Maret 2014 nanti di sebagian besar wilayah Indonesia. Ini juga sesuai dengan pola curah hujan di Indonesia yang puncak hujan berlangsung sejak Januari hingga Maret, kecuali di wilayah Maluku dan Halmahera yang puncaknya pada Juni-Juli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×