kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peninjauan pemberian fasilitas GSP oleh AS masih dibahas


Kamis, 26 Juli 2018 / 15:52 WIB
Peninjauan pemberian fasilitas GSP oleh AS masih dibahas
ILUSTRASI. Neraca Perdagangan Indonesia 2013-2017


Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) masih merumuskan hasil peninjauan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP).

Guna memberikan penjelasan, saat ini Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita malakukan pertemuan dengan United States Trade Representative (USTR).

"Saat ini masih sedang dirumuskan hasilnya," ujar Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan yang ikut rombongan Mendag ke AS kepada Kontan.co.id, Kamis (26/7).

Selain persoalan GSP, Paulus bilang pembahasan terkait pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Countervailing Duty (CVD) juga dilakukan. Saat ini produk biodiesel Indonesia terkena BMAD dan CVD dengan kisaran 126,97% hingga 341,38%.

Selain mencari titik temu penyelesaian beberapa kasus tersebut, dalam kunjungannya ke AS, Mendag bertemu dengan produsen pesawat boeing. Pertemuan tersebut untuk melakukan kerja sama pengembangan bioaftur.

"Boeing bersama pelaku usaha Indonesia dapat bekerja sama mengembangkan bioavtur berbasis minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan," terang Enggar, dalam siaran persnya.

Enggar juga menawarkan kerja sama di bidang suku cadang pesawat, serta layanan perawatan, perbaikan, dan overhaul (maintenance, repair, overhaul/MRO). Enggar bilang Indonesia berpotensi menjadi hub pelayananan MRO pesawat udara di kawasan ASEAN dan sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×