kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Riwayat kasus 8 terduga teroris di Jabar & Banten


Kamis, 23 Maret 2017 / 23:13 WIB
Riwayat kasus 8 terduga teroris di Jabar & Banten


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Total delapan terduga teroris ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri. Penangkapan dilakukan di lima lokasi di wilayah Jawa Barat dan Banten sepanjang Kamis (23/3) pagi hingga siang.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, delapan orang tersebut terlibat kasus terorisme di Tanah Air.

SM alias Abu Ridho (41) terduga teroris yang ditangkap di sebuah hotel di Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi terlibat sejumlah kasus teror. Ia mengetahui dan membangun jaringan kelompok teror Indonesia dengan Filipina Selatan. Selain itu, Abu Ridho pun ikut mendanai aksi teror bom di Jalan MH Thamrin awal 2016.

Hasil interogasi petugas, SM mengaku diperintah Rois seorang terpidana mati kasus terorisme membeli sejumlah senjata api. Ia telah bolak-balik ke Filipina Selatan dan tujuh kali membeli senjata api dari kelompok Anshor Daulah Philipina pimpinan Hapilon Isnilon. Di antara senjata yang berhasil dibelinya yakni sebanyak 17 pucuk M16 dan 1 pucuk M14.

Transaksi pembelian dilakukan NK dan Andi Baso (seorang tersangka bom gereja di Samarinda) di Nunukan. "Lima pucuk pistol sudah masuk terlebih dahulu ke Indonesia," papar Boy dalam keterangan tertulis, Kamis.

Orang yang melakukan transaksi adalah Zaenal Anshori di Sangire Talaud. "Distribusi senpi sebanyak 2 pucuk diserahkan untuk aksi teror Thamrin dan 3 pucuk ke Zaenal Anshori," jelas Boy.

Ada empat terduga teroris yang ditangkap di depan pabrik semen PT Merah Putih, Jalan Raya Cilegon Anyer, Ciwandan, Cilegon, Banten. Keempatnya yakni, NK, AM, IW alias Icuk Pamulang dan AS.

Terduga teroris NK tewas tertembak peluru petugas karena melakukan perlawanan dengan melepaskan tembakan dari senjata api jenis FN dan menabrak mobil anggota Densus 88.

Dalam catatan Densus 88, NK mempunyai banyak catatan kasus terorisme. Yakni, mengikuti pertemuan kelompok radikal JAD se-Indonesia di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 20 hingga 25 November 2015. "(Dalam pertemuan itu) Nanang sebagai pengajar teknik persenjataan," beber Boy.

Nanang juga ikut merencanakan pelatihan militer di Halmahera yang akan dijadikan sebagai basis pelatihan militer kelompok JAD pengganti Poso. Kemudian menyembunyikan tersangka kasus bom Thamrin, Abu Asybal dan dia bersama dengan Fajrun juga ikut melakukan latihan membuat bom di Gorontalo pada 2016.

Selain itu, NK juga mengetahui dan menyembunyikan pelaku bom molotov gereja di Samarinda, Kalimantan Timur, bernama Andi Baso. Serta pernah membeli senjata api M16 untuk kelompok JAD yang direncanakan sejak 2015.

Kemudian BEP (36) yang ditangkap di sebuah bengkel di Jalan Aria Putra, Sarua, Ciputat, Tangerang Selatan, tercatat pernah turut serta dalam jaringan kelompok Suryadi Mas'ud. Ia pun pernah ikut pelatihan militer bersama kelompok teror di Filipina Selatan.

Lalu, AJ yang ditangkap di depan kantor Kelurahan Sindang Laya, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, Banten, merupakan pemilik senjata api jenis FN yang dipegang NK.

(Abdul Qodir)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×