kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

RI raih kesepakatan bisnis US$ 520 juta dari Turki


Jumat, 07 Juli 2017 / 09:34 WIB
RI raih kesepakatan bisnis US$ 520 juta dari Turki


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ankara, Turki membuahkan hasil. Salah satunya berupa kesepakatan investasi senilai US$ 520 juta atau setara dengan Rp 6,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp 13.000 per dollar Amerika Serikat).

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong yang turut mendampingi rombongan Presiden menyampaikan, angka tersebut diperoleh dari penandatanganan nota kesepahaman antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Karadeniz Holding, perusahaan Turki yang bergerak di bidang energi dan kapal pembangkit listrik senilai US$ 320 juta. Lalu, kesepakatan PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry senilai US$ 200 juta.

"Kesepakatan yang dilakukan melingkupi pembuatan empat powership dengan kapasitas pembangkit listrik sebesar 36-80 mega watt (MW)," kata Lembong dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Jumat (7/7).

Menurut Lembong, kesepakatan untuk membuat powership sesuai dengan keinginan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah terpencil serta memenuhi target listrik 35.000 MW. "Peluang investasi untuk memproduksi powership ini sangat potensial sehingga kami akan terus mengawal komitmen yang telah disepakati oleh kedua perusahaan tersebut," katanya.

Lanjut Lembong, kerja sama antara PT PAL dan Karadeniz Holding dapat mengisi kebutuhan powership di tingkat regional. "Negara-negara tetangga seperti Filipina maupun Myanmar merupakan negara yang potensial sebagai customer dari perusahaan tersebut," ujarnya.

Sementara kesepakatan antara PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry meliputi tiga hal utama. Di antaranya kerja sama di bidang Marketing & production Extention of N219, Joint Development and Production of N245 serta UAV-ANKA Marketing & Production Extention terutama ekspansi pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Kerjasama investasi antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan Turki tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai realisasi investasi Turki yang masih minim di Indonesia. Dari data yang dimiliki oleh BKPM periode kuartal pertama tahun 2017, realisasi investasi dari Turki hanya US$ 0,1 juta, yang terdiri dari sembilan proyek investasi. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada investasi baru yang dilakukan dari Turki selama kurun waktu tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×