kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RI pinjam Bank Dunia US$ 200 juta untuk wisata


Jumat, 21 Oktober 2016 / 19:18 WIB
RI pinjam Bank Dunia US$ 200 juta untuk wisata


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tiga dari sepuluh lokasi pariwisata yang akan disulap menjadi “Bali baru” di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, direncanakan mulai digarap 2017.

Untuk menggenjot rencana revitalisasi itu, pemerintah akan meminjam dana dari Bank Dunia.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, ketiga lokasi itu, yakni Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Danau Toba di Sumatera Utara, dan Borobudur di Jawa Tengah.

Dia menegaskan, penggarapan ketiga sektor itu akan dilakukan secara sinergis oleh sejumlah kementerian.

“Baik Kementerian PU Pera (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) sendiri, Perhubungan, tentu Pariwisata, Lingkungan Hidup dan Kementerian terkait lain. Itu sudah punya rencana yang terintegrasi. Kita berharap bulan depan awal itu sudah kita finalisasi,” kata Luhut usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (21/10).

Dalam pertemuan itu, turut hadir Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong dan perwakilan dari Bank Dunia.

Wapres, kata Luhut, ingin wisata Borobudur yang akan direvitalisasi dapat terintegrasi dengan sejumlah lokasi wisata di sekitarnya, seperti Candi Mendut, Candi Prambanan dan Istana Keraton.

Sedangkan untuk Mandalika, Wapres berharap, agar suasana di destinasi itu dibuat layaknya wisata di kawasan Timur Tengah. Sebab, mayoritas wisatawan yang datang berasal dari negara itu.

“Anggarannya World Bank akan memberi bantuan yang cukup besar, dan kita harap mulai 2018 dananya sudah didapat, tapi 2017 dananya sudah ada sebagian yang masuk untuk pre-study,” ujarnya.

Sementara itu, Arief Yahya menjelaskan, dana pinjaman dari Bank Dunia akan dibagi dua peruntukkannya, yaitu untuk dana persiapan dan pengerjaan.

Untuk anggaran persiapan, rencananya akan diluncurkan pada Januari 2017.

“Sementara signing loan-nya bulan Juni 2017, dan efektifnya mulai Juli 2017. Sementara ini, totalnya 200 juta dollar Amerika, start-nya,” ungkapnya.

Ia menambahkan, untuk menggarap sepuluh lokasi destinasi wisata yang akan disulap menjadi “Bali baru” dibutuhkan dana sekitar 20 miliar dollar AS.

Infrastruktur

Untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata, Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, perlu ada pengembangan sejumlah infrastruktur.
Sebagai contoh, untuk membantu wisatawan datang ke Danau Toba, maka dua bandara yang ada di sekitar lokasi, yaitu Bandara Sibisa dan Bandara Silangit, perlu direvitalisasi.

Bahkan jika diperlukan, kedua bandara itu dapat terintegrasi dengan Bandara Kualanamu.

“Kita tahu bahwa kalau turis, preferensinya menggunakan pesawat udara. Itu yang sedang kita lakukan,” kata dia.

Sedangkan untuk wisata Candi Borobudur, menurut dia, yang perlu diperkuat jalur kereta Yogyakarta-Solo.

Dengan demikian, wisatawan yang turun di Bandara Adi Soemarmo Solo dapat menuju Yogyakarta dengan menggunakan jalur kereta api.

“Mandalika sendiri akan kita kerjasa makan dengan Middle East Company,” kata dia. (Dani Prabowo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×