kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PT KCI ajukan pencabutan subsidi KRL bagi penumpang mampu


Kamis, 15 Februari 2018 / 16:55 WIB
PT KCI ajukan pencabutan subsidi KRL bagi penumpang mampu
ILUSTRASI. Penumpag Menaiki KRL Commuter Line


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah penumpang KRL Commuter Line di Jabodetabek yang terus meningkat kian membebani subsidi yang diberikan pemerintah. Subsidi yang diberikan berupa Public Service Obligation (PSO) ini dicermati kian tak mencukupi. Untuk itu PT Kereta Commuter Indonesia (PT.KCI) mengajukan pengurangan PSO kepada pemerintah.

Direktur Teknik dan Sarana PT KCI, Fredi Firmansyah mengatakan, pihaknya tengah usulkan PSO yang lebih tepat sasaran kepada Kementerian Perhubungan (Kemhub). Maklum saja, dengan jumlah 75 stasiun di Jadodetabek, subsidi ini diberikan kepada 965.623 penumpang KRL Commuter Line per hari. Tapi, subsidi ini juga dinikmati juga dinikmati bagi masyarakat kelas menengah hingga atas.

Usulan ini perlu didukung oleh data Kementerian Sosial agar warga miskin yang menggunakan KRL Commuter Line diberikan kartu khusus subsidi PSO. Nah, rencananya warga miskin tersebut akan diberikan kartu khusus untuk menggunakan KRL Commuter Line, jadi ada pembeda tarif. Adapun bagi penumpang kelas menengah-atas akan dikenakan tarif lebih mahal dari saat ini, lantaran subsidi PSO telah dicabut pemerintah.

"Intinya begini, yang penumpang bayar sekarang itu hanya 45% dan sebear 55% ditanggung oleh pemerintah. Nanti jika subsidi dicabut yang warga mampu akan bayar 100%," jelas dia.

Tapi meskipun jika aturan ini disetujui Kemhub, bagi penumpang yang tak diberikan subsidi takkan dikenakan tarif dengan mahal. Dia bilang tarif tanpa PSO hanya akan dikenakan sebesar maksimal Rp 13.000 untuk perjalanan dengan rute terjauh.

Asal tahu saja, untuk alokasi PSO KRL Commuter Line tahun 2017, tercatat sebesar Rp 1,26 triliun dan terserap habis karena jumlah penumpang meningkat hingga 108 % atau mencapai 315 juta penumpang sepanjang tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×