kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pertumbuhan ekonomi AS dan China melambat, Indonesia perlu waspada


Jumat, 01 Mei 2020 / 04:50 WIB
Pertumbuhan ekonomi AS dan China melambat, Indonesia perlu waspada


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi global pada kuartal I-2020 menunjukan tren negatif. Bahkan ekonomi dua negara besar Amerika Serikat (AS) dan China mengalmai kontraksi.

Menyikapi hal tersebut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia tetap waspada melihat situasi global.

“Kalau kita lihat dari sisi dampak ekonomi kuartal I-2020, kemarin sudah dengar AS turun minus 4%, tadi malam keluar. China sudah minus 6%. Kalau kita lihat kontraksi itu sedemikian besar, bagi Amerika bahkan ini sesuatu yang luar biasa,” kata kata Sri Mulyani dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), Jumat (30/4).

Baca Juga: BI optimistis inflasi tahun 2020 dan 2021 masih di kisaran 3%

Sri Mulyani bilang, pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam itu juga cukup membuat geger. Padahal sepanjang Januari-Maret 2020 aktivitas ekonominya relativ cukup normal. “Ini harus timbulkan waspada untuk kita semua,” kata Menkeu.

Dari dalam negeri, Menkeu bilang pada Januari-Februari ekonomi domestik belum begitu terpapar dampak corona virus disease 2019 (Covid-19). Barulah masuk Maret 2020, timbul tantangan luar biasa. Hal tersebut karena eskalasi kepanikan akibat menjalarnya pandemi disebabkan reaksi irasional di sektor keuangan.

“Untuk Indonesia, surat berharga negara dimiliki asing Rp 120 triliun pada Maret, disebabkan tekanan luar biasa, BI harus atasi dari sisi nilai tukar. Juga dari saham ada koreksi sangat dalam karena capital outflow dan panik. Ini lebih tinggi dari taper tantrum 2015 dan dampak ke ekonomi jauh lebih luas karena tantangannya di bidang kesehatan,” ujar Menkeu.

Kendati begitu, untuk kuartal I-2020, Menkeu masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di kisaran 4,4%-4,7%. Dibanding dengan dalamnya kontraksi di beberapa negara besar, perekonomian Indonesia di kuartal I-2020 masih lebih baik.

Baca Juga: Dilanda Lockdown Corona, Dunia Catat Rekor Terendah Emisi CO2

Salah satu indikator yang bisa terlihat adalah kinerja ekspor pada kuartal I-2020 yang masih tumbuh 2,9% secara tahunan. Eskpor didukung oleh sektor pertanian dan manufaktur. Sementara dari sisi investasi langsung masih tumbuh 8% yoy, dan konsumsi dalam negeri pada Januari-Februari relatif stabil.

Namun, Menkeu tetap perlu waspada pada eskalasi tekanan ke depan, mengingat di Indonesia pandemi baru terjadi pada Maret dan meluas secara eksponensial bahkan ke wilayah periferi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×