kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

Percuma bunga turun tapi daya beli lemah


Senin, 05 September 2016 / 10:49 WIB
Percuma bunga turun tapi daya beli lemah


Reporter: Adinda Ade Mustami, Asep Munazat Zatnika | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menghadapi dilema. Di saat inflasi dalam negeri kian rendah, BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI rate), mendorong perbankan menurunkan bunga kredit, serta mendorong ekonomi dalam negeri. 

Namun dari sisi lain, BI melihat ada peluang Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya pada bulan ini.  Selain itu, lemahnya daya beli masyarakat belum tentu mampu menyerap kredit kendati sudah berbunga rendah. 

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, rendahnya inflasi menujukkan harga telah kembali normal seperti sebelum puasa dan lebaran. Rendahnya inflasi telah sesuai dengan kajian BI bulan lalu. 

BI melihat ada ruang pelonggaran moneter. Namun keputusan tersebut tergantung data dan waktu yang tepat. Apalagi, kata Agus, kemungkinan besar suku bunga The Fed akan naik pada September, November, dan Desember sehingga bisa terjadi gejolak di pasar uang. "Kami siap easing, namun perlu menyesuaikan dari sisi moneter," kata Agus, akhir pekan lalu.

BI mencatat selama tiga hari, mulai 23-25 Agustus, arus dana asing yang keluar (capital outflow) tercatat Rp 6,5 triliun. Akibatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar jatuh ke Rp 13.267 per dollar AS dari sebelumnya Rp 13.216 per dollar AS. 

Menko Ekonomi Darmin Nasution, menilai deflasi Agustus 2016 membuka ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan di September. Dia menyatakan, pemerintah akan terus menurunkan inflasi tahunan sampai ke level di bawah 2,7%. "Di beberapa negara inflasinya di bawah 2%," kata Darmin. 

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengingatkan, pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pada November nanti mempersingkat peluang penurunan suku bunga acuan BI. Namun BI masih memiliki peluang menurunkan suku bunga di September atau Oktober karena kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan baru terjadi pada Desember, sebesar 25 basis poin (bps).

Meski The Fed menaikkan suku bunga pada September ini, BI pun tetap memiliki peluang menurunkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate dan deposit facility masing-masing 25 bps di Oktober. "Ada ruang sampai akhir tahun, suku bunga 7-Days Reverse Repo turun ke 4,75%," katanya, Minggu (4/9).

Menurut Lana, BI sebaiknya lebih fokus melihat kebutuhan ekonomi domestik. Maklum, ekonomi dalam negeri sedang memerlukan ekspansi  dan menaikkan daya beli. Apalagi pemerintah memotong anggaran sehingga stimulus fiskal berkurang. Dus, tugas pemerintah mengerek daya beli masyarakat. Percuma bunga kredit turun jika peminatnya tak ada.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×