kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan BI rate akan dorong konsumsi masyarakat


Senin, 22 Februari 2016 / 18:40 WIB
Penurunan BI rate akan dorong konsumsi masyarakat


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI rate) akan berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan konsumsi masyarakat. Namun, besaran pertumbuhan tersebut baru bisa dilihat dalam enam bulan ke depan.

Suryamin, Kepala BPS mengatakan, penurunan BI rate akan menurunkan bunga pinjaman sehingga berdampak postif bagi pengusaha untuk menekan cost production.

"Harusnya akan berdampak secara jangka menengah dan jangka panjang terhadap ongkos produksi. Cost penurunan dan produksi meningkat, sehingga value added juga dapat meningkat," kata dia, Senin (22/2).

Dia menjelaskan, produktivitas pengusaha akan kembali bergairah fasilitas bunga murah. Sehingga, peusahaan dapat meningkatkan value added yang nantinya berujung pada peningkatan produk domestik bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Selain itu, penurunan BI rate yang ditetapkan mencapai 7% juga akan mempengaruhi peningkatan konsumsi masyarakat. Suryamin bilang, perusahaan yang mampu menekan ongkos produksi tentunya dapat meningkatkan keuntungan atawa labanya.

Alhasil, pengusaha akan dapat memberikan bonus atawa tambahan upah kepada para pegawainya. "Ini akan berdampak pada meningkatkannya daya beli masyarakat yang selanjutnya meningkatkan tingkat konsumsi," ujar Suryamin.

Sayangnya, Suryamin belum bisa mmeproyeksikan besaran peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional maupun tingkaty konsumsi masyarakat terhadap dampak penurunan BI rate. Pasalnya, kebijakan bank sentral tersebut baru saja dikeluarkan.

BPS juga belum bisa memproyeksikan pengaruh giro wajib minimum (GWM) menjadi 6,5% terhadap pertumbuhan ekonomi maupun konsumsi masyarakat. "Kalau GWM belum saya melihat hitung-hitungannya, masih terlalu jauh dampaknya," kata Suryamin.

Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian mengatakan, pemerintah tentunya menyambut positif penurunan BI rate menjadi 7% dan GWM menjadi 6,5%. Menurut Darmin, penurunan suku bunga acuan tersebut kan dapat menurunkan cost of fund serta suku bunga kredit perbankan.

Menurutnya, pemerintah segera menyiapkan langkah lewat pembentukan tim khusus serta revisi regulasi agar ektor perbankan dapat menurunkan cost of fund. "Jadi, arah akhirnya akan mendoronng pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×