kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Misi nyaris mustahil mengejar target pertumbuhan


Selasa, 08 Mei 2018 / 12:25 WIB
Misi nyaris mustahil mengejar target pertumbuhan


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tetap tumbuh, kinerja ekonomi kuartal I 2018 di bawah ekspektasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat: pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 hanya 5,06%,  jauh di bawah ekspektasi Bank Indonesia (BI) 5,1% dan pemerintah di 5,2%.

Dengan realisasi pertumbuhan 5,06% di kuartal pertama, usaha pemerintah mengejar target pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,4%  bakal semakin berat. Apalagi selain faktor daya beli, hambatan pertumbuhan ekonomi juga datang dari tren pelemahan rupiah yang belum usai. 

Konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) cenderung stagnan, hanya tumbuh 4,95% year on year (yoy) pada kuartal pertama tahun ini. Angka itu naik tipis dari kuartal pertama 2017 yang sebesar 4,94% YoY.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, konsumsi tak bisa naik tinggi karena masyarakat kini suka menabung atau investasi dibanding belanja. "Uang ditabung atau masuk investasi,"ujar Suhariyanto, Senin (7/5).

Tertahannya belanja masyarakat diperkirakan juga karena ekspektasi ekonomi pada periode mendatang penuh tantangan. Perang dagang dan kenaikan suku bunga berpotensi menghambat ekonomi. Masyarakat juga menyimpan dana untuk persiapan puasa dan Lebaran.

Dampaknya nampak dalam pertumbuhan sektor makanan dan minuman kuartal I hanya 5,12% secara tahunan atau year on year, melambat dibandingkan kuartal I-2017 yang sebesar 5,24%. Padahal, sektor makanan dan minuman, selain restoran, berkontribusi 40% terhadap konsumsi rumah tangga. Sektor transportasi dan komunikasi juga melambat dari pertumbuhan 5,3% jadi 4,92%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, konsumsi rumah tangga sangat sensitif terhadap kenaikan harga seperti pangan. Agar target pertumbuhan ekonomi 5,4% tercapai, pemerintah akan stabilkan harga dengan jaga pasokan pangan. "Luartal I biasanya agak lambat, nanti di kuartal II melonjak karena Lebaran, kuartal III ada Asian Games," kata Sri optimis.s

Menteri Koordinator Ekonomi Darmin Nasution mengakui, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 akan menyulitkan pemerintah mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,4%. Apalagi nilai tukar rupiah melemah, tembus Rp 14.000 per dollar AS. "Kami harus memilih, jaga pertumbuhan ekonomi atau rupiah," katanya.  Tapi Darmin menilai bahwa pertumbuhan di 5% sudah cukup baik. Apalagi ada pergeseran pola konsumsi, dari belanja ke leisure.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×