Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Para kreditur Petroselat Ltd (dalam pailit) terbuka jika Petroselat mengajukan proposal perdamaian guna membayar utang-utangnya.
"Sah-sah saja, yang pasti hal itu akan menjadi bahan pertimbangan bagi kami apakah kami terima atau tidak," ungkap kuasa hukum PT Sentosa Negara Mulia Shipping dan PT OSCT Indonesia yang juga sebagai pemohon pailit Hendra Setiawan Boen, Selasa (18/7).
Menurut Hendra, alasan pihaknya mengajukan permohonan pailit itu lantaran belum ada pembayaran sepeser pun dari Petroselat terhadap utang-utang kliennya. Adapun diketahui anak usaha PT Sugih Energy Tbk (SUGI) itu terbukti memiliki piutang yang telah jatuh tempo hingga US$ 1juta kepada kedua pemohon ini.
Piutang itu pun berasal dari penyewaan jasa kapal dan jasa keselamatan kerja. Apalagi Hendra mengakui, pihaknya pernah berdamai secara bilateral pada 2016 dengan Petroselat.
"Damai terjadi karena mereka janji ingin bayar, tapi hingga saat ini pembayaran pun belum pernah diterima," tukasnya. Sehingga jalur kepailitan dipilih kembali pada Mei 2017 lalu sebagai upaya penagihan.
Kepailitan itu pun akhirnya diputus 5 Juli lalu dengan majelis hakim yang menerima permohonan. Adapun selama persidangan hingga putusan pihak Petroselat tak pernah hadir.
Dikonfirmasi, kuasa hukum Petroselat Imam Haryanto mengaku, ketidakhadiran dalam sidang lantaran perusahaan sedang mengalami masa transisi pergantian direksi. Sehingga, belum tahu yang menentukan siapa yang berwenang untuk hadir di persidangan.
Namun yang jelas pihaknya masih menginginkan untuk membayar utang dengan mengajukan permohonan pembayaran sebelum 6 Agustus 2017. Adapun dalam proposal perdamaian itu dipastikan adanya kehadiran investor sebagai sumber dana pembayaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
