kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketidakpastian global, investasi perlu dorongan insentif yang lebih banyak


Selasa, 01 Mei 2018 / 14:46 WIB
Ketidakpastian global, investasi perlu dorongan insentif yang lebih banyak
ILUSTRASI. Kepala BKPM menjelaskan realisasi investasi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi perekonomian secara eksternal yang bergejolak membuat pemerintah perlu memutar otak untuk menggenjot target realisasi investasi. Sebab, memenuhi target investasi di tengah ketidakpastian global ini cenderung sulit.

Ekonom BCA David Sumual mengatakan, dalam kondisi seperti ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah apabila ingin realisasi investasi tetap baik. Dari ketiganya, ia menggarisbawahi pentingnya insentif.

Menurut David, yang pertama adalah insentif untuk investor yang akan menanamkan modalnya di luar Pulau Jawa. Meski demikian, ia tak menampik bahwa selama ini Jawa memang segala aspeknya melebihi daerah lainnya, mulai dari ketersediaan tenaga kerja, infrastruktur, dan pasarnya sehingga relatif lebih dilihat oleh investor.

“Jawa memang lebih dilihat, tapi biar mereka bangun luar Jawa, maka perlu insentif yang lebih,” kata David kepada Kontan.co.id, Selasa (1/5).

Kedua, dalam kondisi seperti ini, pemerintah bisa juga lebih fokus ke proyek-proyek yang selama ini izinnya atau negosiasinya mandek. “Ada banyak proyek yang lama negosiasinya dan lama izinnya bisa diidentifikasi. Misalnya, karena pemerintah daerah dan pemerintah pusat belum sepakat,” jelas dia.

Ketiga, fokus juga bisa lebih ditekankan pada investor lokal yang notabene lebih mengerti kondisi nasional. Namun, lagi-lagi, investor lokal juga butuh insentif. Terutama bagi yang bermodal kecil.

“Jadi, diberikan dorongan buat investor lokal supaya berkontribusi juga. Selama ini insentif lebih ke investor luar tapi beberapa investor lokal juga perlu,” jelas David.

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong bilang, reformasi perizinan dan perekonomian yang dikeluarkan pemerintah belakangan ini masih belum signifikan. Sebab, beberapa aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah masih terkesan setengah hati.

BKPM memiliki dua hal yang terpaksa dilakukan untuk merespon faktor eksternal ini atau paling tidak dari tahun ini hingga 2018. Pertama, yakni lebih fokus kepada investasi megaproyek yang bernilai investasi besar. Dengan demikian, bisa berkontribusi besar untuk realisasi investasi sampai akhir tahun.

Kedua, menggenjot investasi di Pulau Jawa. Sebab, menurut Thomas, realisasi investasi di Jawa lebih mudah dilakukan ketimbang di daerah luar Jawa.

"Dalam jangka pendek kami harus genjot investasi di Jawa karena itu paling gampang. Namun, tentunya pembangunan ekonomi yang indonesiasentris tetap jadi komponen utama strategi, tapi khusus jaga realisasi investasi 2018-2019 saya akan fokus ke realisasi-realisasi di Jawa," jelas Thomas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×