Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Desember 2014 ternyata bukan karena faktor cuaca.
Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyimpulkan, penyebab utama kecelakaan adalah karena adanya kerusakan pada sejumlah sistem di pesawat.
Dalam keterangan pers, Nurcahyo Utomo, Pelaksana Tugas Ketua Sub Komite Keselamatan Udara KNKT, menjelaskan, ada sejumlah kerusakan sebelum pesawat jatuh ke laut.
Seperti diketahui, pesawat terbang pukul 5.35 WIB.
Pesawat terbang pada ketinggian 32.000 kaki melalui jalur M365.
Pukul 6.01 di ketinggi 32.000 kaki, pesawat mengalami kerusakan sistem rudder travel limitter unit (RTLU).
Pilot berhasil menangani kerusakan ini dan kembali melanjutkan penerbangan.
Namun, kerusakan berulang lagi pada pukul 6.09, 6.13 dan 6.15.
Di kerusakan terakhir, pilot tak berhasil melakukan recovery.
Bahkan sistem auto pilot dan auto thrus tak aktif.
Pada kondisi itu, pesawat tetap melaju dengan kemiringan 2 derajat per detik hingga mencapai kemiringan 54 derajat.
Kemudian, pesawat menukik ke atas hingga 40 derajat dengan kemiringan 40 derajat.
"Ini sudah diluar batas terbang dan pesawat kehilangan daya angkat," terang Nurcahyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News